29 Mei 2010

Diary 29 Mei 2010

29 Mei 2010
Okay, selamat Sis! UASmu sudah selesai jiahahaha XD senang! Then, hari ini adalah hari pertama liburanku setelah UASku benar-benar selesai. Agak lega juga sih karna sekarang aku tinggal menatap 3 bulan ke depan mau ngapain sedangkan beberapa temanku seperti Arwinda (Widya Mandala University), Calvin (Politik 09), Dedi (Kimia 09), Tuning (Teknik Industri 09) bahkan masih UAS dan mereka mengambil Semester Pendek di bulan Juni.
Hari ini bahkan aku sudah pindahan dari Kornelius ke rumah kakakku yang ada di Tangerang. Aku transit sebentar di tempat ini sekitar satu atau dua hari sebelum pada akhirnya nanti aku pulang ke Ambarawa. It’s such like dreaming akhirnya aku bisa pulang ke rumah. HHH sebenarnya tidak pulang ke rumah sih, karena rumahku ada di Kudus, yaaahh… tahulah, masalah perawatan Ibuku lah yang menjadikan aku harus pulang ke Ambarawa. I really miss my family more than I can say…
Oke, jadi hari ini dibuka dengan tidur kedinginan di kamarnya Calvin dan semalam aku tidur ditemani Jenni (Sastra Indonesia 08). Demi apa Tuhan semalam adalah malam yang panjang karena pada akhirnya aku menceritakan semua hal mengenai perasaanku pada seseorang, ehmm… You-Know-Who lah padanya. I think she was a good listener. Akomodasi percakapannya pun mampu melihat sisi lain dari seorang You-Konow-Who itu. Tapi ya sudahlah yaa.. semuanya sudah selesai dan bahkan aku tidak ingin lagi mendengar namanya disebut. ENOUGH.
Jadi, aku mengirim sms ke banyak orang hari ini. Ada beberapa teman lama bahkan menanyakan bagaimana kabarku. Senangnya diperhatikan banyak oraaang!!! Aku mulai dengan sms Kara (Sastra Jepang 06), Nurul (Komunikasi 09), Neil (Komunikasi 09), serta anak-anak KMK UI yang akan jalan-jalan berefreshing-day ria di Jakarta Kota besok pagi… YAY!!
Aku meninggalkan Kira (my roommate) di kamarnya, setelah makan siang bersama dengan Jenni juga dan aku harap semoga liburannya 3 bulan ini menyenangkan. Aku juga harus mengingatkan diriku sendiri untuk tidak lupa mengambil bajuku di tempat laundry bulan depan. Haha repot banget yaa :D
So, now I’m here. In Tangerang city. Thanks berat untuk teman-teman yang tidak pernah sepi untuk menanyakan bagaimana kabarku, dan terimakasih untuk kakakku Mas Budi, iparku Mba Atik, serta Andre yang mau menerima kedatanganku dengan kehangatan… Hampir menyentuh feels like home aku rasa…
Andre tumbuh sangat besar sekarang, tak habis pikir nafsu makannya dahsyat sekali. Kamar yang kutempati sekarangpun sangat nyaman. Aku suka tinggal di sini!! Aku mengendus niat baik mereka untuk memperbaiki giziku hehehe..
At least but not least, secara total hari ini cukuplah menyenangkan. Terimakasih Tuhan atas segalanya… I LOVE YOU!

27 Mei 2010

EMPTY

29 Mei 2010
Okay, selamat Sis! UASmu sudah selesai jiahahaha XD senang! Then, hari ini adalah hari pertama liburanku setelah UASku benar-benar selesai. Agak lega juga sih karna sekarang aku tinggal menatap 3 bulan ke depan mau ngapain sedangkan beberapa temanku seperti Arwinda (Widya Mandala University), Calvin (Politik 09), Dedi (Kimia 09), Tuning (Teknik Industri 09) bahkan masih UAS dan mereka mengambil Semester Pendek di bulan Juni.
Hari ini bahkan aku sudah pindahan dari Kornelius ke rumah kakakku yang ada di Tangerang. Aku transit sebentar di tempat ini sekitar satu atau dua hari sebelum pada akhirnya nanti aku pulang ke Ambarawa. It’s such like dreaming akhirnya aku bisa pulang ke rumah. HHH sebenarnya tidak pulang ke rumah sih, karena rumahku ada di Kudus, yaaahh… tahulah, masalah perawatan Ibuku lah yang menjadikan aku harus pulang ke Ambarawa. I really miss my family more than I can say…
Oke, jadi hari ini dibuka dengan tidur kedinginan di kamarnya Calvin dan semalam aku tidur ditemani Jenni (Sastra Indonesia 08). Demi apa Tuhan semalam adalah malam yang panjang karena pada akhirnya aku menceritakan semua hal mengenai perasaanku pada seseorang, ehmm… You-Know-Who lah padanya. I think she was a good listener. Akomodasi percakapannya pun mampu melihat sisi lain dari seorang You-Konow-Who itu. Tapi ya sudahlah yaa.. semuanya sudah selesai dan bahkan aku tidak ingin lagi mendengar namanya disebut. ENOUGH.
Jadi, aku mengirim sms ke banyak orang hari ini. Ada beberapa teman lama bahkan menanyakan bagaimana kabarku. Senangnya diperhatikan banyak oraaang!!! Aku mulai dengan sms Kara (Sastra Jepang 06), Nurul (Komunikasi 09), Neil (Komunikasi 09), serta anak-anak KMK UI yang akan jalan-jalan berefreshing-day ria di Jakarta Kota besok pagi… YAY!!
Aku meninggalkan Kira (my roommate) di kamarnya, setelah makan siang bersama dengan Jenni juga dan aku harap semoga liburannya 3 bulan ini menyenangkan. Aku juga harus mengingatkan diriku sendiri untuk tidak lupa mengambil bajuku di tempat laundry bulan depan. Haha repot banget yaa :D
So, now I’m here. In Tangerang city. Thanks berat untuk teman-teman yang tidak pernah sepi untuk menanyakan bagaimana kabarku, dan terimakasih untuk kakakku Mas Budi, iparku Mba Atik, serta Andre yang mau menerima kedatanganku dengan kehangatan… Hampir menyentuh feels like home aku rasa…
Andre tumbuh sangat besar sekarang, tak habis pikir nafsu makannya dahsyat sekali. Kamar yang kutempati sekarangpun sangat nyaman. Aku suka tinggal di sini!! Aku mengendus niat baik mereka untuk memperbaiki giziku hehehe..
At least but not least, secara total hari ini cukuplah menyenangkan. Terimakasih Tuhan atas segalanya… I LOVE YOU!

Saat Donat Cokelat Itu Terasa Pahit...

Ketika donat-cokelat itu terasa pahit…

Hari ini 22 Mei 2010 ada tiga hal yang ingin kuceritakan. Pertama, hari ini adalah hari kedua peringatan Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan PMKAJ-US di Wisma SY. Hari ini adalah final lomba cerdas cermat dan entah bagaimana jadinya Aku-Albert-Jeni menang dalam lomba ini. Kami meraih hadiah tiket jalan-jalan ke Museum Kebangkitan Nasional. Yay.. senang! (namun rasa senang itu tidak bertahan lama)

Kedua, sepulang dari acara itu, Aku-Albert-Kara (FIB-Sastra Jepang 06) naik KRL Ekonomi AC menuju ke Stasiun Cikini. Kara akan berlatih Mahawaditra di UI Salemba, sedangkan Aku-Albert bergegas menuju ke Rumah Duka RS Cikini-Jakarta Pusat. Aku dan Albert hendak melayat kakak dari sahabat kami yang meninggal. Kak Marilo, kakak keduanya Jeje (Clara Jessica Yuwono) yang sakit komplikasi beberapa hari yang lalu. Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang disayangi, apalagi jika dia adalah bagian dari hidupmu. Entah bagaimana, kuharap Jeje dan keluarganya tabah dalam menghadapi cobaan ini. Be strong lady… may he rest in peace.

Ketiga, ketika aku pulang dari rumah duka itu dan kembali ke Depok, aku harus menghadapi hal lain lagi. Calvin Lourdes He—teman satu kosan—sudah mengepak barang-barang dalam koper kecilnya dan ia bersiap pindah dari Wisma Cornelius meninggalkan Aku dan Dikara Kirana. Tak lama, orangtuanya datang menjemput dan mau tidak mau kami terpaksa membantunya mengepak dan memindah barang ke mobil. Ketika malam itu ia benar-benar jadi pindah, ibunya memberiku dan Dika donat cokelat manis dari Dunkin Donuts. Cokelat itu meleleh di bibir namun entah bagaimana terasa pahit.

Sebenarnya bukan 3 hal ini sih yang membuatku sedih. Malam ini aku merasa tidak berguna karena aku menyadari satu hal yang membuatku sangat sedih dan mendung.

Jadi, kemarin saat perayaan hari Kebangkitan Nasional ada beberapa lomba yang dipersiapkan oleh panitia. Aku-Albert-Jeni mengikuti lomba cerdas cermat, nah sewaktu kami sedang menunggu giliran, datanglah sesosok wanita yang cantik, anggun, dan bersahaja. Dia adalah Natalia Rialucky Tampubolon, seorang mahasiswi HI 2008 yang diprediksi akan menjadi mahasiswa berprestasi FISIP dan juga mahasiswa berprestasi UI tahun depan. Ia juga seorang yang Katolik. Ria adalah mahasiswi yang cerdas, alumni SMA Santa Ursula, mantan Ketua OSIS, dan bercita-cita menjadi seorang Presiden di kemudian hari. Dia adalah orang pertama yang mendekati sempurna yang pernah kutemui setelah Ibuku.

Orang bilang kalau Ria berasal dari keluarga yang sangat mampu, dan ia pernah juga exchange student ke Harvard beberapa waktu yang lalu. Sekarang ia sedang sibuk mengurusi organisasi mini mirip PBB nya yang bernama IMUN (Indonesia Model United Nation). Oh mai gat she’s so brilliant. Itu adalah cerita pertamaku dan kesan pertamaku berkenalan dengan Rialucky.

Kedua, adalah saat dalam perjalanan menuju ke Rumah Duka, aku dan Albert berbarengan pergi ke stasiun Cikini bersama dengan Kara. Dia adalah salah satu rival kami dalam lomba cerdas cermat BANGSAL PMKAJ-US. Kukira dia adalah anak 08 atau paling tidak anak angkatan 07. Ternyata oh ternyata cewek jangkung itu adalah mahasiswi Sastra Jepang 06 yang hendak lulus. Ia bermain cello di Mahawaditra, dan pada bulan September nanti ia akan pergi ke Jepang-Nagoya University-untuk exchange student. Anaknya super jangkung, pakai kacamata dan suka menyanyi dan bermain musik. Dia adalah Kara Toruan si gadis Indo-Jepang. Jiahahaha :D

Dua hal itu mengganggu pikiranku malam itu. Aku bahkan sampai tidak bisa tidur. Aku menyadari satu hal malam itu: aku ini bukan apa-apa, bukan siapa-siapa, tidak punya apa-apa di UI. Aku memikirkan itu terus sepanjang hari sampai saat aku chatting dengan teman-temanku yang baik hati lewat FB. Sore harinya dengan diiringi sambaran kilat dan petir aku pergi ke gereja dan barulah di sana aku mendapatkan pencerahan.

Tuhan seakan berbicara padaku: Hai Nak, jangan takut. Jalanmu masih panjang, masih banyak kesempatan yang belum kamu gunakan. Sekaranglah saatnya menggunakan kesempatan itu.

Seorang teman berkata padaku, ia berkomentar saat aku mengatakan bahwa kedua perempuan yang kusebut tadi sangat amat sempurna hidupnya, ia berkomentar begini: Tidak ada yang sempurna di dunia ini, Sis. Bahkan Rialucky pun tidak. Ia hanya memaksimalkan talenta yang Tuhan berikan untuknya. Sejatinya Tuhan juga memberi kita hal yang sama.

24 jam yang sama, oksigen yang sama…

Dengan demikian segalanya mulai jelas bagiku. Aku tidak begitu terganggu lagi dengan pikiran sesatku bahwa aku ini tidak berguna. Aku harus mencari apa passionku yang sebenarnya. Di musik kah? Di olahraga kah? Di akademis kah? Atau di mana??

Hanya Tuhan yang tahu bagaimana aku yang semestinya…

Thanks Lord because you show me your way…


Nb: Suatu saat nanti aku ingin juga bisa mengikuti jejak Rialucky dan Kara Toruan yang sudah menginspirasi saya untuk belajar ke luar negeri.

Love Life at Wisma Cornelius

Ada hal-hal di dunia ini yang sulit untuk dijelaskan. Demikian juga aku yang kini rupa-rupanya terhenti sejenak pada satu titik dan menjadikanku untuk tidak bisa seperti dulu, bercerita mengenai apa saja yang ingin kuceritakan pada kalian semua di blogku ini. Jadi, saat ini aku sedang menyukai seseorang. Orang itu adalah sahabatku, dan jika aku terlalu menulis banyak hal tentang dirinya, aku sangat takut dia akan tahu mengenai perasaanku.

Case closed tentang cerita indah si anak FE. Aku sudah melepasnya benar. Aku tahu dia memang bukan untukku, dan tidak seharusnya aku menunggu lebih lama lagi karena aku tahu sebentar lagi pasti akan ada orang yang tepat yang akan hadir ke dalam hidupnya. Yang jelas orang itu bukanlah aku. Come on cheer up, ndut! I know you can move on!

Jadi, saat ini sepertinya aku sudah hampir 3 bulan tinggal di kosanku yang baru. Aku lupa benar bahwa hampir tiga bulan yang lalu aku berhenti untuk menulis di blog karena suatu alasan yang tidak jelas. Jadi, mari kuawali cerita ini tentang kosanku yang baru: Wisma Cornelius Barel, Depok.

Pindah ke Wisma Cornelius adalah ide gila dari Dikara Kirana—aku tidak tahu apakah ia benar-benar gila atau apa—aku gila juga sih mau diajak pindah ke sana hehehe… letaknya di daerah Barel, dekat fakultas Psikologi dan Fakultas Hukum. Jika dihitung mungkin hanya akan memakan waktu 5 menit untuk berjalan ke FISIP. Kami akhirnya pindah di awal bulan Maret dengan bantuan Papanya Dika—thanks berat Oom, dan APV nya—dari asrama menuju ke Wisma Kornelius. Tentu saja saat itu kondisi asrama benar-benar sudah sepi karena Sari Oktavia dan Widya Fithri sudah pindah duluan ke wilayah Kober. Jadi hari itu aku dan Dika sempoyongan pindahan karena barang kami banyak sekali hehehe…

Kami tinggal bersama dalam satu atap, satu kamar, satu kamar mandi, satu tempat boker (hehehhe), namun tentu saja tidak satu ranjang. Setiap kali ada teman kami yang main ke kosan, reaksinya pasti sama: terkejut karena kamar kami luas sekali dan barang kami yang ehmmm ‘sedikit’ masih belum memenuhi kamar nomor sepuluh di lantai satu tersebut. Aku suka kamar ini. Luas, dan tenang. Aku tidak merasa risih walau kosan ini diisi oleh orang campur laki-laki dan perempuan. Unity in diversity, right?? Hehe penghuni kosannya juga bermacam-macam walau memang kebanyakan diisi oleh anak Hukum atau Psiko. Waaa akhirnya inilah tempat tinggal kedua kami setelah asrama. Aku benar-benar keluar dari zona aman sekarang. Hmmm…

Aku sering keluar kamar kalau hendak menelepon Ibu karena sinyalnya parah. XL sama sekali tidak ada sinyal di tempat ini. Demikian juga yang dirasakan tetangga kami Calvin Lourdes He si anak Politik yang suka ngomel-ngomel gak bisa pakai modemnya karena keterbatasan sinyal. Calvin tinggal berseberangan dengan kamar kami, sama-sama di lantai satu namun bedanya ruangan miliknya ada AC sedangkan ruangan kamar kami tidak ;( huwoooo sedih! Calvin adalah tetangga yang baik. Aku jadi ingin menceritakan dirinya lebih banyak…

Jadi, tetangga kami bernama Calvin. Dia adalah mahasiswa jurusan Politik FISIP UI 2009. Dia adalah teman MPK Agama Katolik yang sama denganku. Aku sudah tahu tentang dirinya saat semester lalu kami berada di satu kelas Pengantar Ilmu Sosiologi yang sama. Sekarang aku dan dia adalah teman satu MPK Agama Katolik dan teman satu kosan yang sama hahaha :D

Calvin benar-benar memegang kuat sekali kebudayaan Cina-nya. Di mejanya penuh dengan tumpukan buku kebudayaan Cina dan berbagai macam diktat aneh yang tak bisa kubaca hurufnya. Setiap hari Sabtu/Minggu ia menghabiskan sebagian besar waktunya mengikui LBI Bahasa Cina di UI Salemba, ckckckkc…

Unik. Itu adalah satu kata yang bisa menggambarkan orang macam apa Calvin itu. Dia hanya membawa 6 setel baju ke kosan. Hampir semuanya adalah baju batik. Ia suka memakai sepatu formal kadang juga sepatu olahraga namun sama sekali tidak punya sandal. Ia suka membawa tas besar seperti tas naik gunung namun di dalamnya hanya ada Netbook kecil berwarna putih beserta modem yang tersetting dengan bahasa Cina yang sama sekali tidak dapat kumengerti apa artinya dan bagaimana cara membacanya. Calvin bermata sipit—seperti orang Cina kebanyakan—namun sangat suka pelajaran sejarah, di antaranya adalah sejarah mengenai Arab, semua hal yang berhubungan dengan Kitab Suci, berhubungan dengan Tradisi Yahudi, serta perkembangan negara-negara di dunia. Cara berbicaranya Calvin sangat khas. Ia sering mengatakan “Indah sekali”; “Pintar sekali”; “Hebat sekali” dan sering juga berdeham. Aneh. Hehehe…

Hampir tiap hari ia selalu berangkat kuliah bersama-sama denganku dan Dikara Kirana. Namun tidak pernah sekalipun pulang bersama pada akhirnya. Ia suka sekali menghabiskan waktu di kamarnya yang AC, suka ribut-ribut sendiri kalau di kamar mandinya ada cacing tanah—entah kenapa dengan badannya yang tinggi tegap seperti itu bisa juga takut cacing tanah—dan suka marah-marah kalau ada kutu yang beterbangan di kamarnya. Aku dan Dikara Kirana suka sekali menghabiskan waktu kami untuk nyampah di kamarnya Calvin. Niatnya sih ngadem, tapi ujung-ujungnya ngobrol, debat, bikin forum, nyanyi bareng, atau belajar SSI. Menurutku, Calvin adalah seorang mahasiswa yang cerdas. Daya analisisnya tajam, dan aku sangat mendukung my ‘little’ brotherku ini menjadi seorang dosen suatu saat nanti.

Jika pernah mengenal Calvin, pasti tidak heran jika masuk ke kamarnya akan ada FATWA-FATWA miliknya tentang bagaimana harusnya bertamu di kamarnya. Pertama, tidak boleh membuang sampah di kamar. Kedua, kalau online di meja saja dan di bagian kanan. Ketiga, kalau numpahin sesuatu harus dilap/dipel. Keempat, harus hati-hati memegang bukunya jangan sampai hancur, tertekuk, robek, dll. Entah ada berapa FATWA larangannya yang jelas semua itu sangat memuakkan hahahaha :D

Minimalis. Itulah Calvin. Selain hanya membawa 6 setel baju ke kosan, di mejanya seingatku cuman ada celengan warna kuning—kado ulang tahunnya dari Dika—buku-buku kuliah, buku-buku Cina, telepon rumah (yang jarang berdering), HP, dan tidak ada barang-barang lain yang unik. Kamarnya pun lebih bersih, lebih wangi, lebih higienis daripada kamarku. Calvin tidak pernah mengijinkan siapapun untuk memporak-porandakan kamarnya. Menurutku dia ini seperti Nenek, karena dia cerewet sekali. Satu hal yang perlu diingat, setelah tidak ada kegiatan apa-apa lagi, mau itu jam 6 sore pun Calvin pasti sudah memakai setelan piama batiknya.

Kamar mandi yang katanya ada cacing itupun parahnya lebih bersih daripada kamar mandiku, lebih luas sampai ibarat kata kalo ada lemari bajupun masih bisa muat dimasukkin ke dalam sana. Seringkali aku melihat orangtua dan adiknya menjenguk si “Nenek” cerewet ini di akhir Jumat, membawanya pulang ke Kalideres dan kembali pada Minggu sore. Namun sekarang sepertinya itu tidak akan terjadi lagi karena baru kemarin tanggal 23 Mei 2010 Calvin pindah dari kosan. Alasannya klise: libur 3 bulan.

Jadi, sekarang ini aku benar-benar merasa kehilangan seorang adik, nenek, dosen, dan penterjemah. Aku masih ingat bagaimana ia pernah membantai bahasa Inggrisku habis-habisan karena cara membacaku yang aneh. Dia selalu bilang kalau aku ini English-Javanese, tapi sering kali bilang kalau nanti aku dapat kesempatan untuk exchange student dia menyarankanku untuk exchange ke Timor Leste. Dasar nenek-nenek penggemar warna kulit! Dasar si sipit!! Hahaha :D

Okelah, jadi kamarnya sudah benar-benar sepi sekarang. Sebentar lagi rupanya juga akan libur, aku akan pulang dan akan kembali ke kosan ini nanti. Semoga kamar itu nanti diisi oleh penghuni baru yang menyenangkan, sopan, dan bisa seasyik Calvin. Waaaa… Calvin I will miss you little brother!!