28 Desember 2009

Kejutan di Malam Natal (Part 2)

Jadi, sepulang misa natal 2009 itu, aku masih mencoba untuk menahan

diri. Malam itu gue nyoba buat introspeksi diri, apa yang salah dari

diri gue selama ini...

Beberapa bulan yang lalu, kacamata gue ilang (padahal itu pemberian

kakak), beberapa pekan sesudahnya hp gue kehujanan dan rusak, lalu

sekarang... softlense sebelah kanan gue malah dibuang ke wastafel sama

ponakan...

Gue inget juga beberapa bulan terakhir ini di kampus gue dihadapkan

dengan situasi yang sulit. Pokoknya ada ajalah hal-hal yang bikin gue

bete, dari mulai hal kecil yang membesar, dari mulai akademis sampai

ujung-ujungnya masalah perasaan...

gue nangis. Tapi bukan tangisan atas kehilangan barang-barang gue itu.

Gue menangis atas semua kecerobohan gue, atas semua keteledoran gue,

atas semua kebodohan gue, dan betapa gue ini bukan orang yang sabar...

dari perkara-perkara kecil yang Tuhan kasih ke kita, itu bukan tanpa

alasan. Sekalipun tidak pernah ada niat Tuhan akan memberikan kita

cobaan, bahkan penderitaan sekalipun! Perkara-perkara kecil itu

hanyalah sebuah ujian untuk menghadapi perkara-perkara besar di

kemudian hari. Maka dari itu, diciptakanlah orang-orang di sekeliling

kita yang nantinya menjadikan kita lebih dewasa.
Secara khusus gue mau berterimakasih untuk ponakan gue tercinta yang

udah buang softlense itu ke wastafel, betapa dari mulai sekarang ini

dan masa yang akan datang gue bisa jadi orang yang lebih berhati-hati,

tidak menyepelekan masalah kecil, dan menjadi orang yang lebih sabar...

Gue tahu, ke depan hidup tak akan menjadi lebih mudah...
setidaknya aku sudah dipersiapkan untuk itu...



Kudus, 24 Desember 2009
Kejutan besar di malam Natal...

27 Desember 2009

Kejutan di Malam Natal

Gilak ya... perjalanan ke rumah ternyata gak sesingkat yang kubayangkan...
Lama bener dah!

Ceritanya, gue balik jam setengah empat pagi dari Bekasi pakai mobil. Selain gue ada kakak

gue sama suaminya dan kedua keponakan gue yang 'lucu' dan 'tidak nakal' bernama Aulia dan

Rhui. Perjalananpun dimulai...

Baru mau masuk tol perasaan gue udah mulai gak enak, dan benar... jam tangan gue tersayang

yang belinya di Detos harga 15ribu perak itu ketinggalan... Huhuhu, apalah arti seorang

Fransiska Wuri Nugrahani yang pergi ke mana-mana tanpa jam tangan??

Saat itu gue mencoba mengibur diri. Selama perjalanan itu gue bener-bener ga bisa tidur,

ponakan gue ngoceh mulu, kadang sangat menghibur tapi kadang jadi bikin BT karena mereka

berdua berantem rebutan mainan, dan yang jadi korbannya pasti gue. Bayangin dah, di dalam

mobil sedan itu mereka bisa-bisanya main bola, main perang-perangan (yang bener-bener nusuk

gue),dan jambak rambut gue, haduh plis. Oya, gue juga terpaksi nggak bisa online apalagi

update status karena HP Motorola L6 gue masih mati karena kehujanan tempo lalu (ada

ceritanya juga di blog), ya udah deh... gue masih mencoba buat bersabar.

Finally, setelah perjalanan selama 10 jam itu gue akhirnya sampai di kota kelahiran dengan

selamat tak kurang suatu apa. Gue dipeluk orangtua, sodara-sodara, oh my man... rasanya kalo

dipeluk benar-benar enak!! Hangat!!! Bahagia!!

Selama 5 menit pertama masuk ke dalam rumah gue terpaku sama satu ruangan yang tak lain

adalah kamar gue. Masih tetap sama, tidak ada yang berubah, lebih rapi (hahaha), dan yang

bikin terharu lagi adalah ketika gue lihat jadwal UAN SMA, kertas hasil TRY OUT UAN, Kartu

peserta UM UGM (yang pada akhirnya batal dipakai), dan kalender akademis yang kubuat sendiri

dengan cara kusilang setiap harinya saat UAN dan UM UGM semakin mendekat...

dalam hati gue bersyukur banget sama Tuhan Yesus buat banyak hal:
1. UAS gue selesai, dan akhirnya gue bisa berlibur.
2. Malam natal ini gue bisa sampai di rumah.
3. Gue dipeluk banyak orang yang bener-bener sayang sama gue, dan secara jujur mereka bilang

bahwa mereka merindukanku, dan SECARA JUJUR mereka yang bilang sendiri kalo aku tambah

cantik, waaaa... hahaha serasa melayang!


Saking terharunya itu gue nggak sadar kalo ini sudah pukul 7 malam yang artinya gue harus

cepet mandi karena misa malam natal di gereja St. Yohanes Evangelista itu mulai pada pukul

8. Setelah itu, gue bersiap-siap mau merias diri, kuambillah SOFTLENSE berwarna ungu yang

biasanya kupakai, dan kamu tahu apa yang terjadi???



SOFTLENSE UNTUK MATA SEBELAH KANANKU HILANG.

OH NOOOOO!!!


Gue mencurigai oknum-oknum yang bersalah ini, gue langsung tanya sama keponakan gue yang

'bandel' itu, dan jujur Aulia berkata dengan sangat polosnya...

"Iya, kan aku pingin tahu apa isinya, trus aku buka. Trus trus trus aku giniin (seraya

memperagakan gerakan tangan menuang isi dari tempat softlense itu) di wastafel..."


OH NOO...

Jadi, malam natal itu berlangsung tanpa softlense ungu gue, dan sepanjang misa malam natal

gue seakan mati rasa... softlense 150 ribu itu telah hilang...

At Last... I'm Free!!

Yihaaa... sepulang dari UAS terakhir hari itu, 23 Desember 2009 gue akhirnya bisa merasa

bebas untuk pertama kalinya.
Setelah berpenat-penat dengan buku-buku, essay yang tak kunjung selesai ditulis, dan mengarang indah dalam MPKT,

SEBENTAR LAGI GUE AKAN PULAAAANGG...

Tahu sendiri kan, bagaimana rasanya nggak pulang dalam 1 semester tahun ajaran, dan pada

akhirnya besok tanggal 24 Desember 2009 gue akan melakukan perjalanan panjang dari Bekasi ke

Kudus dengan mobil. Gue gak sabar pingin berangkat...

Nah, pada akhirnya setelah packing yang lumayan simple, (nggak bawa apa-apa) hari yang panas

itu di Depok dengan sangat berat gue meluk temen asrama yang terakhir kalinya (haha lebai

banget). Tak ketinggalan temanku yang ceroboh tapi smart bernama Dikara Kirana. Hari itu

Dika akan pulang juga ke Bandar Lampung, namun sepertinya rencana awal kami yang hendak

berangkat bersama sepertinya tertunda karena as usually dia masih belum berkemas dan ia

masih mencari barang-barangnya yang hilang. Hahaha...

Jadi, hari itu aku pulang bersama temanku yang baik hati bernama Hardika, yang juga akan

pulang ke Bekasi. Sumpah ya, perasaan awal yang tadinya HEPI banget jadi tiba-tiba berubah

jadi MELOW gara-gara gue ninggalin asrama, ninggalin UI, ninggalin kamar di E2, dan ada

sesuatu yang bikin tenggorokan gue tercekat.

Huh, apa ini yang dinamakan perasaan nyaman?

di detik-detik terakhir gue noleh ke semua tempat yang berkesan itu, berharap ketika gue

balik lagi ke tempat ini, segalanya tidak akan pernah berubah...


... and finally the adventure experience is begin...

20 Desember 2009

HAPPILY EVER AFTER IN EDINBURGH

Kota impianku adalah Edinburgh, Skotlandia. Kota ini menurutku seperti kota dongeng, kastil-kastil kuno yang berdiri megah di puast kota membuatku ingin pergi ke sana. Modernitas kota dengan sederetan pertokoan terlihat kontras dengan nuansa klasik kota tua yang dihadirkan kastil Edinburgh. Inilah yang membuat kota ini menjadi sangat menarik dan memesona.
Cara terbaik untuk menikmati ibukota Skotlandia ini kupikir dengan berjalan kaki. Kontur kota yang kubayangkan naik-turun memang seperti 'menyiksa' pengunjungnya untuk bersusah payah, namun siapa pun yang mencapai daratan yang lebih tinggi, maka akan mendapatkan imbalan sepadan berupa pemandangan kota yang menakjubkan.

Aku belum pernah pergi ke luar negeri. Namun, setiap hari ketika aku bangun pagi, nafasku, impianku, lamunanku, seakan-akan tebang ke kota tua Edinburgh itu. Kubayangkan suatu saat nanti (entah kapan itu) aku berada di jantung kotanya. Pertama kali yang kukunjungi ketika aku boleh sampai di Edinburgh adalah The Mound, landmark kota paling terkenal Edinburgh Castle. Kemudian aku berjalan terus sampai ke Royal Mile yang merupakan jalanan panjang berlapis cobble stone, dan menikmati orisinalitas kota tua yang dipenuhi pub Skotlandia, tempat makan, beragam toko souvenir, dan tentu saja sejumlah landmark kota, mulai dari St. Giles Cathedral, the Scottish Parliament hingga Palace of Holyroodhouse. A legendary walk!

THE HISTORICAL PLACES

Edinburgh Castle
inilah landmark kota yang paling terkenal. Edinburgh Castle terletak di salah satu dataran paling tinggi di kota ini. Salah satu sudut lain yang menarik minatku adalah St. Margaret's Chapel yang merupakan bangunan tertua di Edinburgh, yang dibangun Raja David I pada abad ke-12 sebagai penghormatan kepada Ibunya. Uniknya, sampai sekarang chapel ini masihkerap digunakan untuk acara keagamaan sampai pernikahan.

Menulis tentang Edinburgh ini membuatku mulas tiba-tiba. Aku merasa seakan-akan sudah berada di sana. AKu suka tempat-tempat historical macam Edinburgh ini, karena historical keagamaannya sangat kuat. Entahlah, berapa lama lagi aku bisa melancong ke Skotlandia. Yang jelas impianku itu tidak akan pernah putus...

Saatnya 'tuk Diuji

Perjalanan hidupku masih panjang.
Aku sudah memulai pada titik yang tepat. Titik di mana semua orang memperebutkannya.
Aku tahu jalanku kini benar, karena Tuhan telah memberi cahaya padaku.

Namun, hidup tak semudah membalikkan telapak tangan, segala hal yang kucari, segala hal yang kunanti, segala hal yang ingin kumiliki tak dapat semudah itu untuk dinikmati. Aku tahu kini aku telah diuji. Namun aku percaya, aku tidak akan mati hanya karena hal sekecil ini.

Ambisi Terbesarku:

-Menjadi remaja selamanya.

-Menjadi penulis naskah film.

-Bisa renang dan diving.

-Bisa main alat musik (gitar akustik).

-Mempunyai alat pembuat kopi (coffee maker) yang ada di etalase Starbuck.

Hal Yang Paling Kutakuti Seumur Hidup:

1. Sendirian.
2. Menjadi tua.
3. Kehilangan kebebasanku.
4. Kehilangan teman.
5. Kehilangan ingatan.
6. Kehilangan jari-jari tanganku sehingga aku tidak dapat menulis.
7. Kehilangan orangtua dan orang-orang yang kusayang.
8. Minus mataku bertambah.
9. UTS dan UAS.
10. Tidak diterima/dikucilkan dari sebuah kelompok.
11. Tidak punya sesuatu untuk dikerjakan.
12. Matematika dan statistika.
13. Perpisahan dari waktu ke waktu.
14. Reptil.
15. Tidak punya seseorang untuk dihubungi ketika aku tersesat.

Resolusi 2010: Bikin Hidup Lebih Hidup

Resolusi 2010

-Secara drastis dan dramatis IP naik di atas 3,5 (cumlaude)

-Masuk ke prodi Jurnalistik di semester II

-Bisa beli ACER 4273.

-Punya pocket camera.

-Beli TV!!

-Punya pacar.

-Lolos SUMA.

-Magang sebagai penulis freelance di media massa.

-Pingin kenal banyak senior di Komunikasi.

-Memotivasi agar adik kelas tahun 2010 banyak yang lolos UI.

-Jalan-jalan ke Yogyakarta.

Resolusi 2009

Resolusi 2009 yang tercapai:

-Ranking 3 besar Semester I Kelas XII SMA.
-Lolos PTN Favorit lewat jalur PPKB.
-Masuk ke jurusan yang bergengsi di FISIP UI.
-Menang lomba nulis cerpen tingkat nasional.
-Lulus UAN SMA.
-Mendapat beasiswa dari universitas.
-Punya KTP!


Yang belum tercapai:
-Cuma mendapat 420 untuk TOEFL.
-Les gitar hanya berhenti di tengah jalan.
-Vacum menjadi penulis freelance di media.
-Punya pacar. (HA!)
-Beli ACER 4273.
-Nggak lolos Paragita & SUMA.

Akan Terus Menulis...

Sekarang, aku menyadari betul kegunaan social media di era globalisasi ini, dan aku sangat menikmati memakai social media yang bernama blogger. Sebenarnya nggak baru kali ini aku punya blog. Kira-kira saat masa SMA aku udah punya blog yang sudah lumayan banyak punya pengunjung. Namun, lagi-lagi ini masalah bosan. Tapi, sekarang, ketika aku ngeh betul bagaimana kegunaan social media bernama blogger ini, aku jadi terus terpancing buat nulis.
Ya. Nulis. Itu adalah salah satu hobiku yang sudah mendarah daging. Aku sudah mulai aktif menulis saat masih usia pra-sekolah (haha, ya iyalah), bukan itu yang kumaksud.
Jadi, aku mulai aktif menulis saat mulai berusia 12 tahun. Saat itu tulisanku eksis di Majalah Bobo. Honor pertama ku saat itu Rp 50 ribu. Aku ingat betul saat itu adalah H-2 UAN SD, dan Bapak Kebun Sekolah tiba-tiba datang menghampiri dan mulai memberi wesel yang bertuliskan angka Rp 50 ribu itu kepadaku yang saat itu notabene lagi prepare buat ujian. Dengan uang itu aku bisa beli tempat pensil baru yang bergambar snowman, dan sisanya kuberikan pada Ibu.
Berlanjut di masa SMP, aku mulai suka sama namanya klub jurnalistik. Aku aktif sebagai ketua klub jurnalistik saat SMP, dan bersama teman-teman angkatanku waktu itu membuat majalah sekolah yang bernama EKSIS. Saat ini EKSIS sudah mulai terbit hingga tahun kelima. Di masa-masa kelas dua SMP gue jadi lebih sering nulis berbagai macam cerpen. Aku ingat sekali saat itu kelas tiga SMP, aku dapat surat dari pihak Gramedia Pustaka Utama. Mereka bilang suka akan salah satu cerpen yang kukirim, dan bermaksud menerbitkannya. Namun, sayang aku tidak menyukai konsep yang mereka tawarkan. Jadi, dengan segala idealismeanku yang tinggi kutolak rencana itu.
Kesempatan menulis terbuka lebih lebar saat aku masuk ke masa-masa SMA, di mana aku mengenal sahabat bernama Mitsalina Maulida Hafizh yang notabene sebagai anggota geng Kantin Banget Koran Suara Merdeka Jawa Tengah. Karena itu, aku bergabung bersamanya untuk menulis beberapa macam artikel di Suara Merdeka, Majalah Gradasi, dan kuakui aku menjadi sangat puas sebagai posisi penulis freelance. Mulai dari sanalah aku tahu kemampuanku dan keterampilanku tidak dimiliki semua orang. Sisi positif dengan aku menulis selain aku mendapat honor yang lumayan besar, adalah ketika aku bisa jalan-jalan gratis untuk meliput berita, kemudian berkenalan dengan banyak orang, dan punya relasi dengan beberapa redaktur majalah dan surat kabar ternama. Mulai pada bulan April 2009 aku memenangkan salah satu perlombaan di mana cerpenku masuk ke dalam 20 besar Finalis Lomba Cerpen ASik yang disponsori oleh Telkomsel yang berskala nasional. Aku senang karena cerpen itu dibukukan.

Namun sayang, saat aku mulai menginjak masa kuliah, aku jadi berhenti untuk menyalurkan keinginanku itu. Yang sering kulakukan hanyalah mengepost notes di Facebook (Fransiska Wuri Nugrahani) dan memasukkan entry baru ke dalam blogku ini. Tidak banyak yang kutulis, dan aku belum menghasilkan apa-apa saat aku kuliah. Agak ironis memang, namun niat untuk menulis tetap ada. Saat ini resolusi terbesarku di tahun 2010 adalah aku harus bisa magang sebagai penulis freelance di media cetak.
Kebahagiaanku yang paling besar adalah ketika setiap orang yang membaca tulisanku ini merasa senang, terhibur, dan dapat menginspirasi kehidupan mereka.

Aku Menyimpan Jawaban Itu Dalam Hati. Terkunci.

Pagi ini gue nggak sengaja, nggak ada rencana buat telepon keponakan gue yang paling tua. Namanya Natalia. Gue biasa panggil dia Natt, dan umur kami sebenarnya nggak jauh berbeda. Saat ini ia duduk di bangku SMA jurusan IPA di SMA Sedes Sapientiae Bedono, Ambarawa. Sudah cukup lama nggak bersua, dan entah mengapa aku berkeinginan untuk meneleponnya hari ini.
Oke, kabar baik yang kuterima darinya adalah bahwa ia telah resmi jadian dengan seseorang yang kutahu sudah sejak lama ia sukai. Nama pacarnya itu Abed. Sejak aku duduk di SMA kelas tiga dan dia duduk di SMA kelas satu, aku tahu bahwa dirinya sangat mengagumi cowok yang bernama Abed itu. Jungkir balik di mabuk cinta, sampai akhirnya jatuh ke dalam perapian yang hebat karena saat itu Abed malah jadian dengan sahabat Natt sendiri. Aku tahu bagaimana perasaannya saat itu, yang benar-benar terpukul dan di hari-hari berikutnya tak tampak sebatang senyum lebar yang biasa kulihat. Namun kini, ketika kutelepon pagi ini aku bisa mendengar dan merasakan tawa dan senyum renyah dari Natt. Satu setengah tahun adalah waktu yang cukup lama untuk menunggu seseorang. SATU SETENGAH TAHUN, untuk membuatnya yakin bahwa dia benar-benar setia. Tak tergantikan, bukan main...
Aku senang bercampur kaget ketika aku mendengar kabar ini. Namun, ada bagian di mana aku merasa sangat tertohok mengetahui kenyataan ini. Natt lebih sabar daripada aku.
Sejak saat itu, aku tahu apa yang terjadi. Rencana Tuhan sedang mulai bekerja di dalam hidupku...

Malamnya, aku tidak bisa tidur. Aku memikirkan banyak hal. Pikiranku terganggu oleh satu nama yang belakangan ini sangat menyita perhatianku. Saat ini aku berada di persimpangan jalan. Aku bingung, kehilangan arah, dan aku tidak tahu harus bertanya kepada siapa. Di dalam hatiku hanya ada dua pilihan: Pertama, apakah aku harus menunggunya? Apakah aku mampu untuk bertahan? Apakah aku mampu untuk menyayanginya tanpa mengharapkan balasan? Apakah aku mampu untuk tetap memikirkannya, walaupun nun jauh di sana aku tahu dia tak pernah memikirkanku?
atau pilihan yang kedua: Apakah yang aku cari? Seberapa pentingkah dirinya sehingga harus kupertahankan?

Maju atau mundur?

Aku tahu, saat aku menelepon Natt pagi itu, aku punya satu jawaban yang pasti yang boleh Tuhan tunjukkan padaku.

Aku menyimpan jawaban itu dalam hati. Terkunci.

Aku, Lumpur, dan Filosofi Arai

"Nurmala adalah tembok yang kukuh Kal...," kilahnya diplomatis.

"Dan usahaku ibarat melemparkan lumpur ke tembok itu," sambungnya optimis.

"Kau sangka tembok itu akan roboh dengan lemparan lumpur?" tanyanya retoris.

"Tidak akan! tapi lumpur itu akan membekas di sana, apa pun yang kulakukan, walaupun ditolaknya mentah-mentah, akan membekas di hatinya, " kesimpulannya filosofis.


dikutip dari Sang Pemimpi, Andrea Hirata, halaman 188.

16 Desember 2009

Natal : Hadiah Dari Lubuk Hati



“Dari rumah ke rumah, dari hati ke hati, dari satu tempat ke tempat lain… Kehangatan dan kegembiraan Natal membawa kita lebih dekat satu sama lain.”

Ahhh… Natal! Semerbak aroma pohon pinus segar, kue kismis panggang, secangkir cokelat panas, kalkun panggang dan sup kacang polong terasa begitu nikmat. Membuat boneka salju, perang bola salju, main seluncur es membuat segalanya semakin menarik. hiasan pohon Natal berkela-kelip, mistletoe, juga saat-saat terakhir belanja, Sinterklas dengan HO-HO-HO-nya berlalu lalang membawa lonceng di Mal dengan diiringi merdunya lagu-lagu Natal. Gemerlap cahaya lilin suci saat misa Malam Natal (biasa disebut Eve Day) yang indah dan ketika hari mulai malam, selalu mencoba untuk tetap terjaga dengan harapan dapat mendengar derap kaki rusa-rusa di atas atap. Hadiah-hadiah Natal yang istimewa yang selalu dicoba intip dan dikocok untuk mengetahui isinya menjadi bagian yang spesial. Kaus kaki Natal yang dipenuhi permen, mainan, buku (seperti biasanya!) dari Nenek… semua itu adalah bagian dari saat-saat istimewa yang disebut Natal.

dan sekarang di tengah kegelisahan dan ketidaksabaranuntuk pulang ke kampung halaman, menjadikanku lebih produktif dengan kadang kala waktu senggangku kugunakan untuk menggambar segala hal tentang Natal. Sekarang tanpa malu-malu aku akan mengupload gambar itu di blogku ini. Agak kekanak-kanakan sih, tapi ya inilah aku yang sedang benar-benar ingin segera menikmati waktu Natal...


Baru-baru ini aku sering memperdengarkan telingaku lagu-lagu Natal versi Barta. Entah mengapa aneh rasanya jauh dari rumah saat masa Adven dan baru kali ini aku tidak melewatkan masa-masa penantian itu bersama kedua orangtuaku. Untuk itu, mendengar alunan musik Natal membuatku sering trenyuh, dan betapa homesicknya aku dengan rumah...

Masa-masa penantian ini kuhabiskan dengan membaca buku-buku ajar bahan untuk UAS besok pagi. Di atas komputerku yang kecil ini ada Rudolph-sebuah boneka berbentuk rusa kecil berhidung merah yang mempunyai tanduk berwarna coklat dan syal berwarna merah yang terlihat sangat-sangat NATALLLL!! Rencananya si Rudolph ini akan kuberikan untuk seseorang di hari terakhir sebelum aku pulang untuk Natal nanti. Kutemukan si Rudolph ini di sebuah pameran di Fakultas Ilmu Budaya UI, dan seharusnya si Rudolph ini ada pasangannya, namun aku tidak membeli pasangannya itu karena akupun juga sedang tidak berpasangan dengan siapapun. Haha, parah.


Aku hanya bisa berharap bahwa ia menyukai kado yang kuberikan. M.E.R.R.Y C.H.R.I.S.T.M.A.ST Rudolph!


12 Desember 2009

... dan OASE itu Bernama WINCHAN...

12 Desember 2009
Beberapa waktu yang lalu aku pernah menulis tentang seorang sahabat yang inspiratif bernama M. Ardilas Dony Amarila, sekarng aku juga akan menuliskan tentang seorang teman yang hari-hari terakhir ini mencerahkan hari-hariku yang kelabu, nama sahabatku itu adalah Edwin Chandra yang akrab dipanggil Winchan...

Tidak ada seorangpun anak Komunikasi angkatan 2009, 2008, 2007, dan bahkan angkatan 2006 yang tidak mengenal sosok sahabatku ini. Dia cukup tenar di kalangan anak Komunikasi FISIP UI karena dia adalah ketua angkatan Komunikasi 2009 setelah menggantikan posisi Ryan Hasri sebagai ketua angkatan. Aku tidak menulis mengapa Winchan bisa sampai menggantikan Ryan Hasri di sini, tapi yang jelas sosok Winchan begitu menggema di hati anak-anak Komunikasi UI.

Ia berasal dari Medan, SMA Metodis 2, begitu katanya saat kami berkenalan. Keturunan cina-medan yang sangat supel dan mudah bergaul. Dulu, saat aku melihatnya pertama kali aku masih agak 'nerd' dengan gayanya. Ke mana-mana ia membawa buku catatan dan apapun yang ia dapat sesegera mungkin ia tulis. Winchan adalah salah seorang mahasiswa yang pintar. Karena wajahnya yang lugu, lucu, menggemaskan, tak heran jika Winchan selalu dijadikan obyek foto teman-teman. Begitu juga aku...
Tahu nggak sih, seorang temanku bernama Astrid-yang biasa dipanggil Acid- sangat tergila-gila pada Winchan. Ia punya mimpi tersendiri bahwa Winchan adalah pengantin prianya-begitu yang kudengar. Tapi menurutku itu tidak salah, karena semua anak Komunikasi kiranya sangat mencintai ketua angkatan kami yang care pada anak buahnya, sopan, santun, dan suka membuat kami tertawa karena gaya dan tingkahnya yang lucu itu.
Sebagai anak Komunikasi, aku sangat menyukai ketua angkatanku itu. Karena dengan keberadaan dirinya lah kami bisa kompak. Ya, kami angkatan 2009 adalah angkatan yang kompak!!! Namun, bukan itu saja yang membuatku menyukai ketua angkatanku itu-(sebenarnya semua anak cewek komunikasi sangat MENCINTAI semua anak cowok Komunikasi, jadi memang sudah seperti keluarga sendiri sih). Yang membuatku kagum pada Winchan adalah mengenai kepribadiannya. Ia adalah sosok yang tenang, tidak mudah panik-tidak seperti aku-, peduli pada sahabatnya, jujur, dan suka membantu. Nilai plusnya adalah, rupa-rupanya dia lah yang telah mengembalikan hari-hariku yang dulunya kelabu, menjadi berwarna terlebih setiap kali kami semua kumpul angkatan.
Jujur, beberapa minggu yang lalu, kuakui itu adalah minggu terberat yang kualami. banyak tugas, dan banyak masalah yang rupanya tak bosan menghampiri. Terlebih ketika aku harus mengalami apa yang disebut orang awan patah hati karena aku menyukai seorang laki-laki yang tidak pernah peduli padaku. Itu cukup menyakitkan. Jadi, beberapa waktu yang lalu adalah waktu terberat bagiku. Untuk ke kampus saja aku harus terlebih dulu mengembalikan mood belajarku, dan seseorang bernamaWinchan telah benar-benar membuka hari-hariku dengan senyuman...

Setiap kali aku bertemu dengan Winchan, tak pernah kuarasakan kebosanan. Di dalam matanya yang teduh, senyum simpulnya yang tulus, aku mendapatkan sebuah keteduhan yang selama ini aku cari. Tak pernah aku punya teman yang ketika aku melihatnya aku bisa merasakan kenyamanan, ketenangan, bahkan keteduhan. Dalam sesaat aku bisa melupakan masalah-masalahku itu, karena di dalam mata Winchan kurasakan ada sebuah cahaya pengharapan bagi orang-orang yang putus asa seperti aku.
Aku heran padanya, karena ia tak pernah mengeluh sedikitpun di depan teman-teman satu angkatan, alih-alih dia sendiri yang terlihat sangat bersemangat menjalani hidup yang berat. Ia suka sekali berkata "SEMANGAT!!" kepada semua anak Komunikasi yang sedang frustasi karena banyak tugas, dan kami kadang menjadi termangu-mangu sendiri mempertanyakan apa sih yang ia makan sehingga powernya tetap ON, di saat semua orang sedang low bat. Winchan juga adalah ketua angkatan UKM Paragita angakatan 2009. Jadi, tak bisa kubayangkan betapa berat bebannya yang harus ia pikul sebagai motor penggerak di antara teman-temannya itu. Namun, ia berhasil. Ia tak pernah mengeluh, itu yang pasti.

Intinya, aku senang dan bersyukur punya sahabat baik, ketua angkatan yang jujur, bijak, dan penghibur ulung sejati bernama Winchan. Aku mengumpamakan sebagai seorang kafilah yang berjalan di tengah gurun Sahara dan kutemukan oase kecil di mana aku bisa beristirahat sejenak, dan oase itu adalah Winchan...

Thanks untuk Winchan untuk sebuah inspirasi kecil yang boleh kudapat, bahwa hari-hari yang boleh Tuhan beri harus digunakan dengan baik, untuk tujuan yang baik, dan mempersembahkannya bagi orang-orang terbaik.
SEMANGAATTT!!!

menulis di dini hari buta


Oke, ini akan terdengar sangat bodoh. Malam ini aku benar-benar tidak bisa tidur. 12:14 AM kulihat layar monitorku memperingatkan. Mataku sangat lelah, bisa dikatakan aku sangat mengantuk setelah dari pukul lima sore hari ini 12/12/09 aku belajar untuk persiapan UAS. Aku sangat gugup...

Semua kenangan yang kusimpan di otak kecilku ini seakan-akan bangun dan aku menjadi tergugah untuk bercerita tentang banyak hal. Kalau boleh kutuangkan ke dalam bentuk tulisan, yang ada di dalam otakku ini adalah : UAS, teman-teman, Winchan (bagaimana bisa aku memikirkannya di saat seperti ini?), KUKSA FISIP, rumah, dan aku ingat pada tulisan yang pernah kutulis di blogku yang lama, tentang impian, cita-cita dan semangat.

Aku berpikir bahwa selama ini aku telah membuang banyak waktuku dengan menyukai orang yang salah, menyukai orang yang rasa-rasanya tidak pantas untuk dipertahankan. Bagaimana aku bisa menyukai seseorang yang malah membuat hidupku semakin terpuruk?

Ini sangat bodoh.

Kok aneh begini ya, harusnya aku tidur sekarang. Namun jari-jariku seakan tidak mau jauh dari keyboard dan memaksaku untuk terus menulis. Bukan, lebih tepatnya mengoceh. Di luar kamar asrama, lorong E2 terdengar begitu sepi. Tiba-tiba aku merasa kesepian.

Benar deh, jika boleh kupercepat waktu, aku ingin ada di hari aku sampai di depan rumah. ketika aku boleh memeluk ibuku erat, mencium ayahku, dan aku boleh berbaring 15 menit tanpa napas, diam dan telentang di kamarku. Jika aku boleh mempercepat waktu, akan kuputar di mana aku boleh bernyanyi lagu Natal bersama keponakanku, menghias pohon Natal itu dengan sejuta harapan dan berdoa bahwa keluarga kami akan baik-baik saja.

Sekarang, rasa-rasanya aku akan tidur. Mataku sudah buram dan berair karena menahan cahaya layar monitor ini.

Semoga semua orang yang kupikirkan malam ini mendapatkan mimpi indah, dan merekapun tahu bahwa mereka ada di hatiku.


OOOAHHMM...

Asrama, E2 Lantai 2 No.21

12:24 AM


ditemani kopi dan Oreo,

Rasis menulis.

11 Desember 2009

Aku Punya Satu Kabar Baik Untukmu, Tak Lama Lagi Aku Akan Pulang...

Hari ini, tengah malam, 6 Desember 2009 aku kembali ke kamar asrama pukul 11.30 setelah malam itu aku belajar Pengantar Ilmu Politik di kamarnya Sari Oktavia bersama Dikara Kirana. Malam itu terlewatkan begitu saja karena kami bertiga menonton video tahunan saat SMA.

Itu membuatku semakin kangen rumah dan teman-teman...

Tahu nggak sih, sebenarnya aku sangat menyesali buku kenangan tahunan itu. Ada rasa tidak puas di dalamnya. Aku ingat pada hari itu aku sakit demam. Maka, jadilah yang seharusnya aku tampil di depan, terpaksa harus digantikan orang lain. Tapi ya sudahlah, aku tidak mau mengungkit-ungkit tentang hal ini...

Lalu, malam ini aku tetap menjadi kambing congeknya Dika, karena entah mengapa dia tak henti-hentinya mengingatkan aku dengan seorang nama. (Tidak perlu diekspose hehe), apanya yang salah sih kalau ngaku selalu mikirin dia setiap hari? Haha, karna dia tidak pernah memikirkanku. Itu yang salah.

Di sisi lain Dika juga agak setengah heran ketika kuperlihatkan satu demi satu teman-temanku yang lucu-lucu. Dari yang populer sampai yang alay banget karena bahasa Jawanya yang medok. Di saat itu aku menyadari satu hal.

"Waw, keren banget sih hidup gue ini. Gue adalah satu-satunya siswa SMA N 1 Kudus yang lolos UI!!"

Itu menjelaskan banyak hal, dan aku ingat betul pernah menulisnya di blogku yang sebelumnya bagaimana aku bisa lolos UI. Itu adalah hal yang di luar dugaan dan itu adalah hal yang paling menakjubkan yang pernah kudapatkan. Jadi, Dika berpesan padaku agar aku tidak sombong, dan untuk tetap berjuang menjadi yang terbaik.

Ya, aku akan ingat itu. Bagaimanapun aku sekarang, aku tidak berubah. Aku masih Siska yang dulu, mungkin yang berbeda hanya teman-teman di sekelilingku dan buku-buku yang aku baca.

Jadi, jika ada seorang teman yang membaca blogku sekarang aku hanya ingin bertanya : "Hei, Dude... Apa kabar? Apakah kamu merindukan aku? Aku punya satu kabar baik untukmu... Tak lama lagi aku akan pulang."

6 Desember 2009

Ada Cerita di Dalam Laci-laci Kecil Itu...

Kalau ada tes kepribadian sudah jelas bagiku bahwa aku ini adalah orang yang melankolis koleris. Seorang teman bernama Evanus Jupiter pernah mengatakannya padaku tentang hal ini. Ia sangat heran mengetahui bahwa selama ini aku menyimpan kartu-kartu ucapan; ulangtahun, kelulusan, maupun surat-surat lain yang mungkin bagi sebagian orang menjadi tidak begitu penting. Ya, itu benar. Aku menyimpan semua itu.

Laci-laci kecil di meja belajarku telah penuh sekarang. aku tidak tahu apa yang telah kusimpan di dalamnya karena isinya terlalu banyak. Mungkin suatu hari nanti, semua itu akan kupindah ke dalam kotak besar dan kusimpan di atas lemari agar segalanya tetap abadi. Namun, karena hari ini aku ingin menulis tentang itu, maka kini akan kusebutkan satu demi satu...

Baru-baru ini aku membeli pin-pin kecil bertemakan Universitas Indonesia yang nantinya akan kuberikan kepada keponakanku dan adik kelasku di SMA. Kemudian ada gelang yang dibeli Thomas Johanes Wijaya dari Bali. Ia manis sekali telah membelikanku gelang berwarna merah-orange-hijau bertali-tali itu untukku. Ada juga buku tabungan yang kuikat dengan tali; dua kotak softlenseku yang berwarna ungu; kartu ucapan selamat ulang tahun kedelapan belas; segepok besar kartu nama alumni bercampur dengan kartu pelajar smp-sma; kata RASIS yang diprint dengan warna hitam dan telah dilaminating sebagai cadangan jika suatu saat nanti nametagku copot; tiket kereta ekonomi ac maupun ekspres yang di setiap kartunya menyimpan satu cerita tersendiri; sisa undangan weekend kuksa fisip 2009; klise foto; notebook kecil yang berisi sampah karena isinya menurutku tidak terlalu penting; jam tangan berwarna orange yang rusak parah; bon dan nota pembelian suatu barang; lambang spectacomm, catatan hari bersejarah nasional; catatan wawancara kecil bersama Christiaan Robert Rudolf, Afif Abdurahman, serta Paulus Tommy Pamungkas; catatan lagu doa Taize yang telah mengubah hidupku; catatan lagu rohani yang kudapat saat Sehari Bersama KMK di Wisma SY; catatan penting tentang permasalahanku yang kutulis dalam format list dan telah mendapatkan komentar dari seorang teman bernama Budi Utomo yang secara jenius telah menjawab semua permasalahanku (boong sih, yang benar masalahku hanya satu); makanan ikan koi-ku yang bernama Doris; gantungan kunci berbentuk rumah toraja yang diberikan Dian Diku Aditya Ning Lestari yang kukenal saat OBM; dan yang terakhir adalah sebuah amplop yang berisi tentang kesan-pesan selama weekend Kuksa FISIP 2009. Aku suka karena di dalamnya ada pesan dari koordinator fakultas KUKSA FISIPku-Yohanes Raymond Adikarta-dan juga catatan kecil dari Ardanaga 'Bobby' yang adalah alumni Kolose Kanisius.

Jika isi di dalam laci-laci kecil ini sampai hilang, tak tahulah bagaimana hidupku nanti... semua kenanganku bersama teman-teman sebagian besar ada di laci-laci ini... dan semuanya akan tetap abadi...

I HATE FRIDAY, but I LOVE TODAY...

Hari jumat adalah hari terakhirku kuliah. Sehari-harinya setiap kali hari jumat pasti moodku selalu mengembang dan aku tak sabar untuk weekend yang panjang. Namun, hari ini berbeda. Aku telat bangun karena kamis malamnya masih membuat esai tugas pengantar ilmu komunikasi dan pagi-paginya harus cepat-cepat ke Kober untuk mencetaknya.
Satu tugas selesai.
Setiap hari Jumat, ada acara yang namanya Jumat'an. Itu adalah acara KUKSA (Keluarga Umat Katolik Sivitas Akademika), intinya setiap hari Juma't kami warga katolik FISIP berkumpul untuk berdoa. Sialnya, setelah dua kali bolak-balik menengok ruang KUKSA, tak ada satupun orang di sana. Di mana sih mereka?
Sementara semua anak-anak Komunikasi 2009 yang lain berbondong-bondong pergi makan ke kantin fakultas lain, aku harus sendirian di sini karena setelah keluar kelas aku ngadem di MBRC.
Aku kesepiaaaaannnn...
Muter-muter FISIP sendirian tanpa ada satupun teman yang kukenal membuatku merasa asing. Kenapa sih harus ada situasi kayak gini???

Untunglah, di kejauhan sana aku melihat WINCHAN. Nama lengkapnya Edwin Chandra Chang. Dia adalah ketua Angkatan Komunikasi 2009 yang berasal dari Medan. Seketika aku melihat Winchan dan dia menyapaku, waaa itu adalah hal paling indah yang kujumpai hari ini...
He's my savior today...
Pingin nangis rasanya, saat nggak ketemu dengan siapapun, tapi aku malah melihat WINCHAN. Winchan adalah seorang pribadi yang baik, ramah, dan semua anak Komunikasi UI 2009 sangat sayang padanya. Aku kagum karena dia adalah tipikal orang yang tenang, bersemangat. dan tidak pernah kulihat raut h suram di wajahnya itu. Matanya yang teduh bisa membuat siapa saja tersihir melihatnya karena di dalam matanya itu aku melihat kesejukan yang bisa membawa ketentraman hati...
Jadilah Winchan menemaniku hari itu. Baik sekali dia mau menemaniku sampai pada akhirnya kulihat koordinator fakultas KUKSA FISIP-Yohanes Raymond Adikarta-memberitahuku kalau acara Jumatan akan segera dimulai.

Jadi, sebenarnya di dalam satu hari itu Tuhan telah mengatur apa saja yang telah terjadi. Hari ini pun aku diteguhkan karena di balik smeua kesusahanku itu, Tuhan selalu menemaniku dengan cara-cara yang tak kusadari sebelumnya. Aku berterimaksih karena ia telah mengirimkan penyelamat dan penghibur untukku bernama Winchan yang membebaskanku dari kesepian ini. I Hate Friday, but I love Today... I love you Winchaaaaannnnnn!!! Hahahaha =D

3 Desember 2009

CARAMEL FRAPPUCINO BLENDED: Manis dan Pahitnya Hidup


Hari ini 3/12/09, aku minum satu porsi kopi starbuck yang dibelikan seorang teman. Hari ini rencananya kami akan mengobrol banyak hal, dan aku sudah melepas kuliah MPK Olahraga Voliku untuk menemaninya. Oke, aku memang ingin bolos dan ini tidak ada kaitannya dengan siapapun.
Oleh karena itu, aku dan Dikara Kirana-yang saat itu juga ikut-ikutan nyampah di Starbuck Margo City- memesan porsi kami masing-masing. Di sore hari yang jingga ini, aku memesan CARAMEL FRAPPUCINO BLENDED.

Setiap kali aku ke Starbuck, yang kuinginkan adalah bagaimana caranya agar aku bisa bekerja parttime di sana, sehingga aku bisa menikmati kopi yang mahal itu secara gratis. Margo City pun telah mendekorasi mallnya dengan berbagai pernak-pernikk bertemakan Natal, demikian juga Starbuck Coffee...
Karena Starbuck yang mempesona itu, aku juga teringat lagi dengan Karya Tulisku yang berjudul Mengupas Lebih Dalam Buah Buni Kopi. Entah mengapa sejak saat itu aku menjadi tergila-gila oleh kopi dan aku bersyukur orang yang mengajakku ke Starbuck ini mentraktirku Caramel Frappucino Blended dari kartu kredit ayahnya. Jika ia membaca tulisanku sekarang, aku ingin dia tahu bahwa tindakannya ini sangat manis, karena membolehkanku mengkonsumsi kopi setelah sekianlama ibuku berteriak-teriak bahwa aku tidak boleh menyentuh kopi lagi. Tapi, menggesek kartu kredit juga tidak dikatakan itu benar. Oke dia baik, tapi aku merasa tidak enak. Suatu saat nanti, aku akan membalas kebaikannya. dia tidak perlu terlalu baik padaku yang shit ini.

Caramel Frappucino Blended by Starbuck ini terdiri dari whipped cream, caramel syrup, milk, dan coffee yang disajikan dingin dengan sedotan.
Menurutku rasanya terlalu manis. Namun aku suka.

Yang mau aku tulis dari blog ini sebenarnya adalah bagaimana mengkonsumsi kopi adalah saat yang spesial bagiku. Menurutku ini sangat penting. Caramel Frappucino Blended ini memang manis karena caramel yang terbuat dari gula cair, namun setelah lama-lama berada di mulut rasanya menjadi pahit. Rasa pahit itu tiba-tiba muncul setelah lama aku tidak menetralisirnya dengan air mineral.

Aku tahu, bahwa semanis-manisnya gula, kopi jauh lebih pahit.
Semanis-manisnya kehidupanku sekarang, aku selalu menemukan hal-hal menyedihkan yang mengusik ketentraman hidupku. Ya, hidupku memang seperti Caramel Frappucino Blended itu sekarang. Manis tapi pahit...

Namun, di balik semua kepahitan itu aku yakin ada sesuatu penolong yang lain yang bisa membuat segalanya menjadi netral dan bahkan bisa menghapus rasa pahit ini. Jujur, saat ini suasana hatiku memang terasa pahit. Sangat pahit...

SKENARIO KEMATIAN

Aku tidak tahu harus berkata apa kepada seseorang yang selalu berkata ingin cepat mati...
Mengapa sih dia mau mati?
Apa hidupnya terlalu parah sehingga harus mati?

Ada seorang teman dekat yang berkata bahwa ia ingin mati ditabrak kereta. Ia mengatakan hal itu persis ketika kami melewati sepasang rel kereta api di dekat kampus UI. Apa sih maunya? Mengapa dia harus mengatakan hal itu di saat ia sudah tahu bahwa di dalam hidupnya ada seseorang yang menyayanginya?

Aku tahu apa motivasinya yang melatarbelakanginya berkata sesuatu yang buruk. Namun, ia hanya menjawab bahwa kalo ditabrak kereta itu tidak akan terlalu terasa sakit jika mati. Setidaknya itu tidak lebih menyakitkan daripada keracunan zat berbahaya atau apa.
Yang kutangkap adalah bagaimana ia bisa lebih memilih mati muda. DI MANA SIH DIA MEMBACA BUKU TENTANG KEMATIAN ITU??

Lalu, malam yang spooky ini kulewati di asrama, sendirian, agak penat memikirkan tugas besok dan aku masih bertahan di depan komputerku untuk menulis tentang SKENARIO KEMATIAN.

Beberapa hal yang kuinginkan sebelum aku mati:
-keluargaku sejahtera, setidaknya dengan kematianku uang asuransinya bisa jatuh ke ayah atau ibuku sehingga mereka bisa hidup makmur dengan uang asuransi itu.
-aku sudah mempunyai buku yang kutulis dan itu termasuk dalam kategori buku bestseller yang dijual di Gramedia dan telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Dengan itu aku bisa tenang ketika royaltinya nantinya akan dilimpahkan bagi para anak yatim dan anak-anak putus sekolah.
-aku ingin mati bahagia, tanpa penyakit yang mengganggu tubuhku ini. Setidaknya sebelum aku mati, aku ingin mendonasikan beberapa bagian tubuhku untuk mereka yang membutuhkan. Kuharap bagian-bagian dari sisa jiwaku ini bisa berguna bagi mereka.
-aku ingin membaca Alkitab itu dengan lengkap, dan telah melakukan pengakuan dosa kepada romo yang bersangkutan.
-aku ingin mati dengan didampingi oleh orang yang kusukai dan kemungkinan besar dia adalah suamiku yang mendampingi aku sampai mati.

Namun, yang lebih penting adalah AKU LEBIH INGIN MATI LEBIH DULU daripada MELIHAT ORANGTUAKU SAKIT-SAKITAN DAN MENINGGALKANKU SENDIRI. Jujur, aku tidak siap jika suatu saat nanti situasi ini terjadi...

Percakapan 3 Wanita Malam Itu

Pada suatu malam yang penuh nyamuk di kamar E2 Lantai 2 No.mor 30, aku dan Dikara Kirana 'menyampah' di kamar milik Sari Oktavia. Hari itu kami akan membuat tugas esai ilmu komunikasi bersama-sama. Sudah lama kami tidak melewatkan waktu bersama-sama untuk sharing pengalaman. Maka, malam itu terlewatkan dengan kisah klasik ketika kami semua dinyatakan lolos UI dari berbagai jalur. Aku lewat PPKB, Sari Oktavia dari jalur UMB, sedangkan Dikara Kirana dari jalur SNMPTN. Entah mengapa yang kurasakan adalah betapa kualitas tema obrolan kami saat itu sangat berbobot. Kami tidak menceritakan tentang gebetan kami masing-masing, kami tidak bergosip, malahan aku merasa dengan obrolan kami malam itu aku punya semangat baru untuk kuliah di esok hari. Aku tidak mau menceritakan proses bagaimana aku bisa sampai di sini karena akan membuang banyak waktu. Namun, yang perlu kugarisbawahi adalah betapa aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena bisa mengenal mereka, belajar dari pengalaman mereka, dan itu sedikit banyak menguatkanku untuk lebih bersemangat dalam mendapatkan nilai UAS yang maksimal di semester satu.
Aku ingin mereka membaca tulisanku ini, karena dengan begitu mereka akan tahu betapa aku mengagumi kerja keras mereka, etos kerja mereka, dan aku bangga menjadi salah satu di antara 5000 mahasiswa baru Universitas Indonesia angkatan 2009.

Karena ini benar-benar sudah larut, aku hanya ingin mengatakan bahwa kurasa aku tak perlu keliling dunia untuk mengenal mereka,...

All my OST Become True in Real Life



Become true...

Lucu, akhir-akhir ini semua orang jadi tahu kalau aku ini orang yang melankolis pleghmatis. Mereka berbondong-bondong memberikan banyak pertanyaan aneh yang mengundang tawa. Tak sedikit dari mereka malahan memberiku berbagai kenis genre lagu-lagu yang menurut mereka bagus.

Thanks pertama kali buat Widya Fithri, teman satu asramaku yang tiba-tiba menyanyikan lagu ALL OR NOTHING AT ALL-nya Westlife ketika kami berdua sama-sama kelaparan dan saat itu kami sedang sibuk membuka kaleng sarden untuk makan malam.

Gue : "Widy, lagu apa itu?"
Widy : "Hehe, bagus nggak? Melankolis banget nih lagu.."

tak lebih dari lima menit, kupindah lagu itu dari Apple-nya dan kumasukkan ke dalam MP 4ku. Oke, lagu itu gue banget....
Tak lama dari kejadian itu, segala lirik yang tertulis di dalam lagu itu menjadi kenyataan bagiku.

Kedua, lagu ini datang dari dalam komputerku sendiri yang tiba-tiba disetel oleh Dikara Kirana. Lagu itu berjudul Bizzare Love Triangle yang dinyanyikan oleh Frente.

Yah, kurang lebih itu adalah pertautan dua lagu yang menginterpretasikan kondisiku sekarang ini. Mau apa lagi, ini adalah salah satu bentuk betapa melankolisnya diriku sehingga lagu-lagu itu perlu rasanya aku tulis dan kuabadikan di blogku ini. Mungkin, dari semua notes yang kutulis, hampir semuanya adalah sampah, buangan perasaan, poetry, mungkin juga pengalaman pribadi yang tidak lebih dari SAMPAH. Namun, kedua lagu ini berbeda. Dua lagu ini akan tetap terkenang selama aku masih ingat untuk siapa lagu ini kuberikan. Yeah, it's soundtrack of my life now...

Aku dan Dikara Kirana


Pada suatu hari aku membuka sebuah blog milik seorang teman. Aku terkesan dengan isi blognya, karena apa yang ia tulis bentuknya seperti esai dan kurasa isinya cukup berbobot. Kemudian aku teringat dengan blogku ini yang tak kurang dan tak lebih isinya hanya tentang sampah. Haha,

Aku dan Dikara Kirana adalah satu tipe orang yang sama dalam berbagai aspek. Contohnya kami sama-sama tidak menyukai hal yang norak, dan yang kedua parahnya kehidupan cinta kami rupanya cukup mirip dan sulit. Kami sama-sama menjadi orang yang bertepuk sebelah tangan.

Kadang ketika ia bercerita mengenai masalahnya secara tidak langsung itu sudah menjawab permasalahanku sendiri yang kompleks. Begitu juga aku yang kadang bercerita tentang bagaimana rumitnya mengucapkan perasaanku yang sebenarnya kepada seseorang. Lucunya, kadang di antara kami berdua tak bisa saling menyelesaikan masalah juga. Jadi di antara kami tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Semuanya berjalan dengan kompleks dan hidup kami berdua setiap hari adalah ibarat rollercoaster yang naik turun ke bawah yang membawa memporakporandakan perasaan kami masing-masing.

Sekarang, aku sudah mulai jujur pada orang itu, dan Dikara juga sudah memutuskan untuk jujur. Sekarang masalah kami berdua telah selesai dan sama sekali tidak menuai hasil. Tapi tak mengapa buatku, karena apa yang kulakukan sekarang ini adalah benar dan aku tidak menyesalinya. Sekarang adalah bagaimana menata hidupku sendiri, mulai memperbaiki hubunganku dengan orang lain, dan mulai rileks akan segala sesuatu.
Berat memang, ketika sudah menyukai orang lain dan ternyata ia tidak membalas cintamu, dan sekarang ini kami berdua mau tidak mau harus mau untuk melupakannya. Ahh, shit banget sih hidup kami berdua. Hahaha,
Well, kuharap nantinya aku dan Dikara akan menemukan orang-orang yang benar-benar menyukai kami apa adanya.

Someday, akan kutulis di lembaran blogku ini dan akan kutulis namanya dengan sangat jelas jika saat-saat itu telah tiba. Semangat!!


UNTITLED

The wisdom of a fool won't set you free
But that's the way that it goes and it's what nobody knows
And every day my confusion grows...

Everytime I see you falling

I get down on my knees and pray

I'm waiting for the final moment

you say the words that I can't say,...



(bizzare love triangle-frente)

Pelajaran Hidup Berharga Dari Bapak Tua di Tepi Jalan

Hampir empat jam aku mengurung diri malam ini untuk belajar Pengantar Ilmu Politik dan Pengantar Ilmu sosiologi untuk bahan kuis kecil besok pagi. Tapi tak ada satupun yang menyangkut di otakku. Ahhh, aku nggak bisa konsentrasi penuh sekarang. Ada apa sih sama aku ini... Kayak bukan aku...
Aku sudah mencoba segala cara, namun yang ada aku malah tertarik oleh medan magnet godaan-godaan yang menghabiskan tenaga dan waktuku. Intinya selama empat jam ini aku malah main-main tak jelas.
Dasar pemalas!
Oyah, aku mau bercerita tentang pengalaman yang menyentuh hatiku tadi siang, 2 Desember 2009...
Saat itu aku berjalan ke arah Kober. Aku menemani Dikara Kirana yang akan mencari souvenir untuk kakak seniornya untuk wawancara alumni besok pagi. Di situ aku menjumpai seorang kakek yang tua, ringkih dan ia sedang duduk di pinggir jalan. Kemungkinan ia berumur 65-70 tahun. Kulihat di sana-sini ada banyak uban. Seketika air mataku menetes. Aku sangat trenyuh dengan kondisi bapak tua yang rentan ini. Ia memakai baju lusuh berwarna hijau tua, dan ia memakai topi rotan yang agak bolong-bolong, serta di tangannya ia memegang seruling dan sewaktu aku berjalan di situ aku mendengar alunan musik sunda tradisional yang membuatku merasa pilu. Kulihat di depannya, tak ada satupun koin maupun uang kertas yang ada di kotak kecil yang ia taruh di depan tubuhnya itu. Sambil terus memainkan musik itu dengan sepenuh hati, bapak itu tetap mencoba untuk tetap bertahan duduk padahal di salah satu kakinya kulihat tak ada. Ia duduk di atas kuk kayunya itu. Bapak itu (maaf) buntung.
Kurogoh lembaran uang di sakuku. Aku tak tahan melihatnya. Mengapa bapak tua seperti itu masih harus bekerja di saat usianya sudah mulai menua, di saat kondisinya sangat rentan. Di mana anak-anaknya sekarang? Mengapa ia membiarkan orangtua yang ringkih itu bekerja di jalanan yang berdebu, becek, dan padahal tak ada satupun koin yang menghampirinya...?
Tiba-tiba aku teringat orangtuaku. Aku bersyukur masih punya kedua orangtua yang lengkap, sehat, dan keluargaku tak kekurangan suatu apa. Di saat itu juga aku bertekad dan berjanji pada diriku ini, bahwa suatu saat nanti dengan tenaga dan keringatku sendiri aku akan membahagiakan kedua orangtuaku, dan tak akan kubiarkan orangtuaku mengalami penderitaan di masa tuanya.
Namun, demikian aku juga sangat malu pada diriku. Aku malu karena sering sekali menghambur-hamburkan uang untuk membeli barang yang tidak penting, tidak berguna, dan kugunakan untuk kesenangan sesaatku. Aku getir melihat bapak tua ini yang sudah separuh hari di panas yang terik ini masih bersemangat meniupkan alunan musik sundanya agar bisa mendapatkan uang untuk membeli sesuap nasi...
Aku malu pada diriku ini. Malu.

Mulai sekarang, aku akan mulai peduli kepada orang-orang di sekitarku yang kurang beruntung. Mulai saat ini aku tidak bersikap boros dan tidak menggunakan uangku untuk membeli barang yang tidak penting.
Aku akan setia mendengarkan alunan musikmu pak, terima kasih karena hari ini engkau telah mengubahku menjadi pribadi yang baru yang penuh dengan syukur...

Janji Bertemu Alumni =)












Janji bertemu dengan Kak Adisti Ikayanti
3 Minggu yang lalu, kakak panitia pra-pekom 2007 memberikan kami sebuah tugas. Tugas itu berjudul wawancara alumni. Jadi setiap anak akan mendapat satu orang alumni yang harus diwawancara. Beruntungnya, aku mendapat kak Disti alumni Komunikasi UI angkatan 2003.

Jadilah, kami janjian pada suatu tempat. Karena Kak Disti inginnya wawancara digabung dengan kak Wigra yang juga angkatan 2003, jadilah aku, Winchan, Lodel, dan Bah mengadakan temu alumni di Senayan City, Jakarta Selatan.
Lodel mendapat jatah Kak Yayok, sedangkan Bah mendapat kak Nanien. Mereka semua angkatan 2003.
Hari itu aku bolos kuliah Ekonomika dan Pembangunan Sosial. Tahu tidak, malam sebelumnya aku berdebat dengan Sari Oktavia dan Dikara Kirana atas permasalahanku, dan hari ini dengan segala macam kepayahan yang ada aku masih harus melewati hari ini dengan tugas wawancara alumni yang bisa dibilang rumit.
Hari itu aku kurang persiapan, aku belum membeli souvenir untuk kak Disti, dan belum membeli properti foto yang bertema. Aku bingung pilih tema apa...
Jadi, sepakat hari itu aku bolos EPS, dan aku bergegas ke Kober untuk membeli keperluan itu dan secepat mungkin berlari ke jalan Margonda untuk membeli kue ultah. Tema fotoku adalah 'Birthday Girl'.

Sepanjang perjalanan aku berdoa dalam hati semoga hari ini berjalan dengan lancar, dan semoga Kak Disti suka dengan bingkisanku.
Pukul lima tepat, kami berempat-dengan mengandalkan rute jalan yang telah ditulis Kak Raymond 2007-tengs bro!-menunggu bis umum no. 143 di halte Kober. Saat itu hari telah mulai gelap. Yang kami takutkan ada dua: Pertama, jika sampai kami terjebak macet, otomatis kami tidak bisa sampai di SenCity jam 7 tepat. Itu adalah First Impression yang buruk. Kedua, kami berempat totaly adalah anak daerah yang belum genap satu semester berada di kota Depok. Aku berasal dari Kudus, Winchan dan Bah dari Medan, sedangkan Lodel berasal dari Banjarmasin.
Oke, lupakan kerumitan itu.
Demi Tuhan Yesus, kami berempat bisa sampai di Sencity pukul 18.30. Kami cepat-cepat naik ke lantai 5 berjalan ke arah Soho, dan senior kami ternyata sudah menunggu di situ.

Dari pengalaman wawancara ini, aku mendapatkan banyak hal yang erat kaitannya dengan kehidupanku maupun dengan dunia kerjaku di bidang jurnalistik nantinya... ^^,
1. Memberikan First Impression kepada seseorang yang baru kenal adalah hal yang penting. Jangan terlalu sok tahu, jangan terlalu akrab, jangan terlalu terlihat mencolok, tampilah sederhana namun tidak menjilat.
2. Berpakaian sopan, memandang lawan bicara, ikuti table manner yang benar menjadi poin plus tersendiri.
3. Carilah info sebanyak-banyaknya mengenai narasumber. Itu bisa berasal dari teman-teman, google search, maupun email yang dipunyainya.
4. Jangan pernah memberikan kesan seolah-olah mendapatkan tugas ini adalah hal yang berat. Jalani saja, i trust it will be fun!
5. Jangan pernah membocorkan aib angkatan, memberikan fakta kepada senior tentang angkatan, ikutilah konsep mulut terkunci. Ha Ha Ha =D
6. Gali sebanyak-banyaknya mengenai narasumber, jalankan dengan luwes agar suasana dapat mencair.
7. Jangan terlalu banyak bicara tentang diri sendiri, ingat siapa orang yang kita wawancarai, ingat siapa yang lebih penting.
8. Catatlah poin-poin penting mengenai narasumber dan jangan biarkan waktu itu menjadi tidak berguna, karena narasumber sebenarnya tidak mau buang-buang waktu mereka untuk hal yang tidak penting.
9. Siapkan daftar pertanyaan agar wawancara bisa berjalan lancar dan tidak terkesan anda orang yang bodoh.
10. Siapkan mental dan fisik untuk wawancara yang baik.

At least, kakakku bertambah satu lagi sekarang. Kak Disti adalah tipikal orang yang positif. Aku mendapat banyak pelajaran tentang bagaimana menjadi orang yang selalu positif thinking. Itu menjawab segala macam persoalan yang datang kepadaku sampai pada akhirnya aku menyadari bahwa 24 jam dari hari ini aku masih berdebat hebat dengan Dikara Kirana yang berkata padaku bahwa aku pasti bisa melewati ini semua... dan AKU BISA!!!

Dari hari itu aku berjanji untuk tidak lagi memakai kata-kata negatif seperti: TIDAK BISA, TIDAK SANGGUP, BUKAN, dan SEMUA SAMPAH YANG BERMAKNA NEGATIF. Well, Siska... being positiva!!



















KAMAR ASRAMAKU


Kamar asrama tuh sempit banget. Gue baru nyadar sekarang setelah hampir satu semester di sini. Huah, sepertinya aku terlalu membawa banyak barang...
Di dalam kamar seperti biasa ada tempat tidur, lemari pakaian, meja-kursi belajar, dan rak sepatu. Tapi, sejak gue pindah ke kamar E2 lantai 2 no.21 ini isinya semakin bertambah banyak. Baru-baru ini aku menambahkan saru set komputer ke dalam kamar, rice cooker, galon beserta tempat airnya, lampu belajar, buku-buku kuliah yang berat dan tebal, beberapa map yang berisi dokumen registrasi masuk mahasiswa baru sampai dengan ijazah kelulusan SMA. Ada juga name tag dari OKK, PSAF, Spectacomm, sekaligus satu nametag kepunyaan Andhi Suryansyah-seorang teman yang melepas komunikasi UI dan lebih memilih masuk STAN-
Andhi Suryansyah adalah satu di antara banyak teman yang satu perjuangan denganku registrasi awal MABA. Orangnya santun dan lucu, karena kami sama-sama anak daerah aku dan dia biasa bercakap-cakap dengan bahasa Jawa. Sayang sekali, dirinya lebih memilih masuk STAN dan meninggalkan kami semua satu angkatan Komunikasi UI 2009 bersama Artikayara Yunidar untuk belajar di STAN. Hiks... dia adalah teman yang royal, yang akan tetap kujaga sampai kapanpun.

Selain nametag, ada juga agenda harian yang kutempel di tembok bersama poster Harry Potter 6, stiker dan potongan gambar lucu dari majalah, satu otak besar berisi koran, majalah, buku Laskar Pelangi, dan komik Dan Detective School ku yang kutaruh di dekat rice cooker, tempat sampah yang kadang lupa kubersihkan, satu rak kecil tempat piring dan gelas, satu plastik besar beras untuk makan satu bulan, serta tak ketinggalan satu laci penuh dengan hal-hal kecil-aneh-lucu-memorable yang (maaf) tak bisa kutulis di sini. Kalian harus datang langsung untuk melihatnya haha!!

Lalu, aku juga membawa 5 boneka ku yang lucu. Gajah, teddy bear, ladybug, dan bantal hati yang kesemua itu berwarna merah. Mungkin orang-orang yang melihatku di kampus dengan gaya tomboy akan tercengang bahwa di kamarku ada boneka-boneka imut ini. Hehehe..

Di atas meja belajar, sekarang ini masih tersimpan kamera digital punya anak Sosiologi bernama Fasya, salib Yesus dan patung Bunda Maria, Alkitab yang baru-baru ini jadi jarang kubaca, dan di sudut meja ada satu set buku MPKT yang membosankan.

Bagaimanapun, aku menyukai kamarku ini. Di balik jendela saat malam hari, aku bisa melihat pemandangan yang sangat romantis karena diterangi satu cahaya lampu taman yang membuatku teringat seseorang ketika aku terlarut benar.
Jika aku merindukan teman-teman, aku bisa mengingat mereka melalui foto-foto yang kutempel di dinding.

Welcome to my room, Welcome to my life.
E2.2.21 at 6:16 pm, 18/11/2009

Notes Dikara Kirana


buat siska dari seseorang yang bisa dibilang care sama dya.

hmmm...
guw nulis ini malem-malem,, sambil sayup-sayup denger suara mi tek-tek dikejauhan.
laper sumpah guw sis...
n guw males ke kamar guw sendiri buat ngambil nasi n guw ga yakin rendang guw masih bagus,,,

okay, cut the shit out..

intinya guw cuma mau nulis simpati guw ma lw.
ya mungkin karena kurang lebih kita mengalami nasib yang sama kali ya...
hmmm...

coba kapan-kapan kita browsing lagu lain lagi yang merepresentasikan hidup kita yang so shit ini..
ehehehe...

tapi guw juga ga cuman bersimpati ma lo,, tapi juga bermentari , ber-xl, dan ber-esia (lhooo???)
maph, jayus.

intinya guw cuma mo bilang klo guw banyak belajar dari lw.
soalnya kalo liat lo tu kayak ngaca ma diri guw sendiri.
jadi kalo denger lw curhat tu kayak dengerin masalah guw sendiri..
dan herannya emang guw selalu bisa ngasih solusi ke elo padahal hidup guw sendiri bener-bener messed up.
hehe.
belom lagi waktu nemenin curhat sama si mas berambut kriwil yang minta makan mulu itu (ya u know lah siapa yang guw maksud.. hehe.)

so, setelah semua yang terjadi, termasuk mail yang kemarin itu (yang menurut guw merupakan puncak dari semua permasalahan lo yang sebenernya cuma ada satu dan yang lain cuma lo gede-gedein aja..), guw rasa lo udah bisa move on kan sekarang???
udah ga da lagi kan kata-kata negatif macem yang 'guw ga bisa....', 'guw ga sanggup....' and ol the other bullshits???

yah,, guw cuma bisa bisa bilang,, rentangkanlah sayap mu nak.
terbanglah, rasakan semilir angin menyapu rambutmu, biarkan ia kusut masai tergerai, bermain dengan angin,
karena saat itulah kau akan merasakan bahwa kau benar-benar hidup..







guw bisa ngomong gini karena udah lebih dewasa satu hari nih...
ehehehe....


with love and many hugs.
LooneyLoones




ps: upload di blog lo ya..
ga boleh di edit!
termasuk yang bagian ps-nya ini..
kalo ga,, ckckck..
dosa besar nak...
ehehe..

1 Desember 2009

Ganti Nama Berulang Kali

Nama: Fransiska Wuri Nugrahani

Sejak kecil di antara teman-teman biasa dipanggil dengan nama Siska. Nama yang cukup bagus bukan? Sangat manis, hehehe narsis.
Nah, mulai SD kelas lima, Pak Parlan-Guru IPA yang saat itu membagikan kertas ulanganku salah membaca nama yang kutulis di kertas ulanganku. Di situ aku menulisnya dengan nama Siska-chan. Entah karena buram atau emang sengaja, ia mengeja namaku dengan kata Sinchan.
Jadilah, gue dipanggil dengan nama tokoh kartun itu sampai dengan berakhirnya masa sekolah dasarku di SD Kanisius.

Saat SMP, kembali menjadi Siska.
Saat SMA, entah kenapa dipanggil lagi dengan nama Cuz.
SMA kelas tiga, semua anak di kelas XII Sosial 3 malah memanggilku dengan nama Mbak Sez (apa sih ini?!)

Di lain sisi aku suka mereka memanggilku dengan nama panggilan sayang. Karena rasanya memang ada yang beda jika dipanggil dengan nama panggilan sayang itu, agak agak gimanaaa gitu.
Tapi, di lain sisi nama Fransiska Wuri Nugrahani itu sangat bagus, mengapa sih mereka harus menggantinya dengan nama lain?

Fransiska adalah nama salah satu Santa dalam agama Katolik, nama itu sekaligus menjadi nama Babtisku karena aku memang mendapat Sakramen Permandian dari aku bayi.
Wuri adalah nama pemberian Ibuku. Dalam bahasa Jawa, Wuri itu diartikan dengan 'keri' yang atinya terakhir. Itu sudah jelas karena aku memang anak terakhir. Wuri juga bisa diartikan dalam satu peribahasa Ki Hajar Dewantoro: Tut Wuri Handayani.
Nugrahani artinya adalah anugrah. Harapan kedua orangtuaku adalah, semoga aku bisa menjadi anugrah terakhir yang diberikan Tuhan untuk keluargaku ini.
Tuh kan, namaku tuh emang manis banget heheh...


Saat ini aku dipanggil dengan nma Rasis oleh teman-teman kuliahku.
Itu karena ospek bernama Spectacomm yang mengubah nama junior agar tidak menyamai kakak senior. Nama Rasis itu diberikan oleh Mentorku yang bernama Kak Ginasty.
Oke, kak. Lo mau manggil gue dengan nama apapun kek, terserah.
Karena sejak saat itu nama gue jadi tenar banget. Hahahaha
THANKSGAN!

Djakter New Moon

DJAKARTA XXI
JL. MH. THAMRIN
Telp: (021) 315 6725
JAKARTA
Show MapMaps by Google
View Larger Map
HTM :
Rp. 25.000,- (Sabtu/Minggu/Libur)
Nomat :
Rp. 15.000,- (Senin s/d Kamis), 20.000,- (Jumat)


Title
2012 13:15 16:15 19:15 21:15 --:--
TWILIGHT SAGA: NEW MOON (MOON) 12:45 15:15 17:45 20:15 22:45

[Kembali]
Last Updated: Monday, 30 November 2009
Jadwal tayang dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
(All schedules are subject to change without notice.)

Silahkan pilih kota pada menu drop down untuk melihat 21 Theater
Klik pada nama theater untuk melihat film yang sedang diputar pada theater tersebut