27 Desember 2010

Tutup Blog

Berawal dari chatting di social network, saya mendapat ‘saran’ dari seseorang untuk bisa berlatih menulis dengan lebih serius. Hari ini saya banyak menghabiskan waktu di kosan saja, membaca draft tulisan saya yang pernah saya posting di blog. Ah, betul juga, tulisan saya ini ibarat sampah.

Saya mengingat-ingat kembali, apa yang menjadi passion saya untuk menulis di kala itu. Hmm… seseorang di masa lalu itulah yang mengobarkan hati saya untuk menulis di blog ini. Dulu, tulisan-tulisan itu saya tujukan untuknya. Ah, manis sekali saya ini ya. Ternyata saya ini orangnya romantis juga. Baru dekat dengan seseorang, saya bisa menjadi pujangga dengan menulis semua hal yang ingin saya tulis tentang dirinya. Sweet.

Namun, itu adalah setahun yang lalu. Kala itu saya masih bodoh dan terlalu mengandalkan emosi sesaat. Kisah manis itu sudah berakhir seiiring dengan bergantinya tahun. Itu artinya, sudah setahun blog ini saya buat. Hits pengunjungnya sudah mencapai angka 2000. Bukan angka yang kecil.

Saya masih ingat benar, ketika di pertengahan tahun, kehadiran orang lain telah menggantikan sosok pemuda itu. The other guy. Tak banyak cerita yang bisa saya tulis, karena dia adalah pengunjung setia blog ini, dan terlalu riskan menuliskan segala hal yang berkaitan tentangnya. Namun, pada akhirnya, saya memberanikan diri menuliskan kisah itu, di mana saya sangat ingin bisa melupakan dirinya. Kisah yang tak lama itupun juga berakhir. Lebih buruk dari yang pertama.

Kini, saya berada di penghujung tahun 2010. Menatap dengan sunyi, siapa gerangan yang akan membangkitkan motivasi saya untuk menulis lagi, entahlah tidak ada niat untuk memikirkan niat itu. Seorang dosen Ilmu Komunikasi bernama Kicky Kirana pernah mengatakan kepada mahasiswanya saat mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi bahwa seseorang yang di mabuk cinta bisa menjadi seorang pujangga dalam sekejap. Lalu, apakah hanya itu yang akan saya tulis? Tentang kisah-kisah romantis yang bahkan tidak pernah berawal dan berujung?

Semester depan adalah semester yang penuh tantangan. Saya adalah calon wartawan masa depan. Saya akan menjadi saksi sejarah setiap kejadian yang akan berlangsung di depan mata saya. Saya adalah pembawa kebenaran. Inilah saatnya untuk menulis dengan lebih serius. Tulisan yang tak melulu berisi curahan hati yang berderai air mata dan hanya bisa diketawakan di kemudian hari. Saya tidak dilahirkan untuk menulis hal cengeng seperti itu.

Jadi, mungkin ini adalah postingan terakhir saya. Senang dan lega rasanya bisa melepas sesuatu yang harusnya telah pergi…

Hari ini saya pamit. Semoga setiap apa yang saya tulis bisa memberikan sebuah pembelajaran untuk menjadi dewasa dalam berpikir maupun bertindak.

Thank you for reading, peeps!

1 komentar:

  1. Waw...
    I read all your post, but ended with disppointment...
    but gret story I thougth...
    thanks to bring more happiness to all...
    BTW I want to know who the person Dika mention on your post 11 Sept '09...
    just curios...

    BalasHapus