22 November 2009

My Inspire Pals: M. Ardilas Dony Amarila

Beberapa minggu terakhir ini, gue melakukan 'ritual' yang cukup sama. Di akhir minggu, gue menelepon orang yang sama. Tak lain tak bukan, adalah M. Ardilas Dony Amarila.

Dia itu ketua kelas gue jaman SMA. Sekarang dia kuliah di AA YKPN Yogyakarta jurusan Manajemen. Nggak ada yang spesial dari Ardilas saat SMA. Yang jelas orangnya TE (tanpa ekspresi), banyak duit (karna bokapnya kaya), dan suka banget main basket. Jaman SMA dulu, anak-anak sering ditraktir sama nih orang, karena dia hobinya juga ke koperasi siswa buat jajan. Sebagai seorang ketua kelas, Ardilas termasuk tipe pemimpin yang plin-plan, payah banget deh (hahaha *piss), dan lebih banyak becandanya dari pada serius. Tapi orangnya asik buat ngobrol.

Well, gue nggak berharap banyak dengan nelpon nih orang bakal dapet wangsit atau apa, yang jelas saat itu gue nggak lagi nggak ada kerjaan, daripada bengong gue nelpon dia, dan nyambung!

Ternyata ardilas yang dulu gue kenal, sama Ardilas yang sekarang itu beda banget. beberapa menit saat gue ngobrol, dalam hati gue bertanya-tanya apa bener ini ketua kelas gue si anak taekwondo itu? Atau gue salah sambung? Karna yang gue dengerin dari mulut ardilas ini sesuatu yang beda banget, yang nggak gue sangka bisa keluar dari mulut seorang pemboros bernama Ardilas.

Ardilas bercerita bahwa saat itu ia bekerja part time di sebuah restoran seafood di Yogyakarta dari sore menjelang pagi hari sebagai seorang pelayan. Dalam seminggu, ia bercerita, bisa dibayar 100 ribu. Jika dihitung perbulan, kira-kira pendapatannya berkisar 400 ribu, namun belum dipotong ini-itu. lalu gue jadi bertanya-tanya dengan apa dia bekerja, karna setahu gue, dia nggak bisa naik motor, dan gue kaget setelah dia bilang kalo dia kemana-mana naik TOYOTA YARIS.
Buset!!
"Lo jadi pelayan di restoran kecil, tapi kemana-mana lo naik YARIS? Buat apa lo kerja kalo gitu..." gue cuman bisa termangun. Lucu.

Dan dari situ gue tahu kalo ardilas sudah banyak berubah. Pertama, sejak awal kuliah dia nggak satu sen pun minta uang sama bokapnya-yang kaya itu- buat biaya makan. Ardilas cuma minta orangtuanya buat support dia biaya kuliah. Dia pingin mandiri, dan untuk itulah dia bekerja. Soal mobil, kata dia itu cuman jadi sarana karna dia masih trauma naik motor.

Ardilas? Mandiri? bisa cari duit sendiri? ini adalah pertanyaan besar gue di hari itu.

Minggu depannya, gue telpon cowok mata sipit ini lagi. gue jadi penasaran sama kehidupannya di jogja, dan benar,.. dia punya cerita yang berbeda.

Sekarang ardilas sudah pindah kerja. sekarang dia kerja menjadi pelayan di Mini Market Circle-K di daerah condong catur, namun dengan gaji yang berbeda; 800 ribu perbulan.
Waaa... gue mupeng berat!
Tapi ardilas bilang, dengan kerja kayak gini dia harus ngurangin tidur, karna siang dia masih kuliah, tapi malem sampai paginya dia musti kerja parttime lagi. dia bilang kalo mobil bokapnya juga udah dibalikin-itu bencana buat gue yang pingin nebeng bulan Januari nanti- soal kuliah, dia bilang fine-fine aja, dan malahan ngaku lebih rajin saat kuliah ini daripada jaman SMA dulu. dia bisa kerjain tugas-tugas kuliahnya waktu subuh.

Yang bikin gue kaget lagi adalah ketika dia bercerita tentang kesehariannya, bahwa ia tinggal di kost yang murah, sempit, dan orang-orang lebih mengenalnya sebagai anak daerah yang bokapnya hanya seorang buruh bangunan -what the hell is that!? bokapnya seorang bussinesman!!!- dan saat ini Ardilas mengaku sedang mengejar seorang gadis.

Waa.. gue salut banget sama dia, karna dia tidak menunjukkan identitas aslinya dia kepada cewek yang disukainya itu. "Biarlah dia suka sama gue yang apa adanya ini. baru kalo bener-bener cocok, gue bakal jujur sama dia, sis..."
Ceweknya itu bernama Evi. Oh Evi, betapa beruntungnya dirimu.

Oh ya, Ardilas juga punya keinginan suatu saat nanti kalo dia punya modal, dia bakal bikin warung nasi goreng. katanya dalam waktu dekat akan dibuka, ahahaha keren...

Saking salutnya gue sama temen gue yang bernama Ardilas ini, satu notes ini gue tulis buat dia yang udah kasih gue inspirasi besar buat terus usaha. Two thumbs up, buat kemandirian dan kesabarannya Ardilas! Beda banget, nggak kayak lo yang dulu... Sukses ya, las!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar