19 November 2009

Tidak ada aku di garis finish itu...

hari ini, 18/11/2009 aku membuat keputusan terbesar dalam hidupku.
aku melepaskan seseorang yang kusayangi, dan memberikan kebebasan padanya untuk mencintai orang lain.
dia adalah temanku.
seseorang yang baik, lucu, gendut, dan melankolis-phleghmatis.
namun sayang, betapa dalamnya aku meikirkan dirinya setiap hari
sepertinya tak sejengkalpun dari pikirannya pernah memikirkanku.

aku telah melihat dirinya secara utuh, baik buruk kutahu semua. masa lalunya sudah membuatku mengerti seperti apa sosok dirinya ini, tiap pertemuan membuatku semakin bersemangat untuk menjalani hidup, karena ketika aku bersamanya aku merasa tidak pernah merasakan kesendirian lagi. ketika aku bersamanya, ia membuatku lupa akan segala hal. aku menyukai saat-saat itu, namun semakin dalam rasa ini, semakin dalam pula itu membuatku terpuruk karena aku tahu sampai kapanpun dia tak akan pernah berpaling padaku.
WE ARE JUST FRIENDS.

segala masa lalunya membuatku tahu bahwa ia pernah mencintai seseorang yang saat ini malah berbalik menghujamkan pisau belati dari belakang padanya. aku tak tega. apa yang dialaminya sangat menyakitkan, namun aku tahu bukan dirikulah yang berperan menyembuhkannya. aku tidak sanggup.

untuk itu, sore yang dingin ini aku mengiriminya sebuah lirik dari celine dion THATS THE WAY IT IS, isinya kurang lebih menceritakan tentang seorang yang mencoba membuat seseorang yang dicintainya itu untuk tetap maju mengejar cintanya.
dan itulah yang kini kulakukan.
aku membiarkannya bebas,
bukan bebas,
lebih tepat membiarkannya berlari meninggalkanku, karena selama ini kami tak terikat apapun
yang mengikat kami mungkin saja hanyalah permainan truth or dare, film the proposal, tiket nonton yang masih kupegang, rencana nonton di Djakter, makan di Burger King, dan semua absurb mimpi di dalam buku Laskar Pelangi-nya yang masih kupinjam.
bahkan dirinya mungkin tak pernah tahu bahwa di dalam notes miliknya yang telah ia berikan padaku kini telah penuh tulisan betapa aku selalu memikirkan dirinya kemanapun aku pergi. di dalamnya ada obrolan bersama satu teman asrama yang membahas penuh tentang dirinya.

saat ini,
semoga ia memahami lirik yang kukirimkan itu,
menyadari bahwa ia harus tetap berdiri,
menjadi seorang laki-laki sejati,
dan berlari mengejar mimpi-mimpi.

TAK ADA AKU LAGI YANG ADA DI GARIS FINISH ITU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar