22 Oktober 2010

Roda Hidup Hamster

Hi bloggie, :D

Gue mau ceritaaaaa…

Tadi gue pergi ke Depok Town Square (Detos) dan lihat pameran hamster… (binatang, bukan boneka) lucuu bangett.. kayak guee.. haha :D

Dari dulu sejak pertama kali bertemu (halah apa deh), gue udah ngidam (emang gue nyak hamster?) banget punya tuh binatang (baca: untung dirawat, bukan dimakan). Pingin beli satuuu aja… tapi nggak pernah kesampean.. Higs.. Higs.. T.T

Sekitar setahun yang lalu, gue pernah jalan-jalan sama senior gue yang namanya Emon, dan temen gue Clara Jessica, yang akrab dipanggil Jeje ke sebuah Mall di daerah Jakpus. Intinya hari itu kami hangout setelah pulang dari Katedral, makan di Kantor Pos deket SMA Santa Ursula, dan sorenya mampir ke Mall itu buat cuci mata. Di sana, ada pet shop yang khusus jual Hamster (jadi Hamster shop dong?) yang lucu-lucu dan imut kayak gue hihi...

Setelah gue tahu harga per ekornya berapa (per Hamster, bukan ekor hamster), gue langsung ngajak Emon sama Jeje keluar dari toko itu. Sumpah nyet, mahal gilakkk.. Itu baru beli nyawanya, belom beli kandangnya (yang lucu ada turbin yang bisa dipake buat lari-lari. Hamsternya, bukan gue), belom makanannya, belom ampas kayu (yang buat pipisnya dia, sama tidurnya dia---gue mikir, jorok banget juga yak), belom juga bajunyaaa (demi apa kayak Barbie aja mereka didandani pake baju lucu-lucu gituu). Hah, gue sampe nggak percaya. Pupus sudah keinginan gue beli hamster..

Mana gitu, belakangan ini kakak sepupu gue malah ngirimin hamsternya dia yang jenisnya Roborovski (kualitas paling mahal).

Ini fotonya


Waktu masih di dalam tokonya itu mbak-mbaknya bilang kalo panjang umur hamster tergantung dari jenis speciesnya (bahasa gue biologis abiess). Semakin bagus kualitas hamsternya, semakin lama ia dapat bertahan hidup. Contohnya Roborovski. Dilihat secara kasat mata, bentuknya, ukurannya, nggak jauh beda sama hamster-hamster kualitas rendah (baca: hamster kampung) lainnya. Emang sih kulit (kok kulit sih? Bulu kali...) agak halus-halus gitu kayak boneka, tapi ia bisa bertahan hidup sampai dua tahun (cuman selama itu?).

Sesampainya di Asrama (saat itu gue masih berpredikat anak asrama-pulang-klayapan), gue merenung (ciehh). Pertama, gue merasa beruntung gue ini manusia. Bukan hamster. Parahnya gue baru nyadar. Kalo gue hamster, emang sih gue imut-lucu-cute gitu, tapi seumur hidup gue hanya akan menghabiskan masa hidup gue di kandang, berlarian di turbin, dan endingnya mungkin gue bisa mati dimakan kucing atau bahkan kebetot tangan majikan gue sendiri. Yeah, gue manusiaaaaa! Ehem, oke. Kedua, gue bersyukur sampai saat ini masih diberi umur yang panjang. Nggak kayak hamster itu. Yah, walaupun hidup gue nggak datar-datar aja, banyak masalah, complicated, gue masih bersyukur bisa hidup. Dulu, kalo gue ditanya orang, misalnya ntar suatu saat gue mati, dan gue reinkarnasi di akhirat, gue milih jadi binatang apa, gue pasti akan jawab pengen jadi KUDA! Kenapa? Alasannya kuda adalah binatang yang mahal dan elegan. Tapi, kalo sekarang gue ditanya itu lagi, gue akan bilang… SOMPRET LU NYET, MASAK GUE REINKARNASI JADI BINATANG???

Haha, maap yak, emang lagi absurd belakangan ini.

Thanks for reading!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar