24 Juni 2010

Bagaimana Cara Keluarga Saya Berkumpul?


Keluarga saya adalah keluarga besar. Bapak dan Ibu saya mempunyai 5 orang anak dan keempatnya sudah menikah dan menghasilkan keturunan masing-masing. Saya adalah anak terkecil di dalam keluarga, dan jarak antara saya dan kakak terakhir adalah 14 tahun yang menyebabkan kini saya menjadi tante terkecil di dalam keluarga yang memiliki 6 orang keponakan yang bandel-bandel.

Saat liburan semester genap seperti ini, aku hanya menghabiskan satu bulan dari tiga bulan masa javascript:void(0)liburanku ini di rumah saja. Bukan di Kudus tepatnya, aku pulang ke Ambarawa di mana rumah kakak sulungku yang perempuan berada. Bapak dan Ibuku berada di sini sekarang, karena kondisinya Ibuku sedang dalam masa pemulihan dari kakinya yang patah dua bulan yang lalu di sini. Jadi, di rumah ini sekarang ada Bapak-Ibuku, Aku, Kakak sulungku, dan kedua buah hatinya. Suami dari kakakku itu masih bekerja di Pati dan diprediksi akan segera pindah kembali bekerja di Ambarawa sebagai guru.

Keluarga kami selalu berkumpul dengan tradisi keluarga lainnya pada umumnya. Kami sering duduk bersama di ruang tamu atau teras di depan rumah. Namun yang membuat spesial adalah teh buatan ibuku itu. Sebagai informasi saja ibuku adalah wanita pecandu teh. Lidahnya sangat tajam dalam menilai kualitas dari sebuah teh, dan ia adalah penggemar teh sejati. Dengan demikianlah cara keluarga kmi berkumpul. Makan apa saja, membicarakan apa saja, dan yang tetap adalah selalu ada seduhan teh hangat dari ibu. Inilah yang aku rindukan selama aku bersekolah di luar kota. Berkumpul bersama dengan keluarga besar adalah sebuah liburan yang paling tinggi kualitasnya. Saat ini setahuku teh yang selalu diseduh ibu adalah daun teh cap X dan satu keluarga besar kami jadinya selalu mengkonsumsi teh dengan merk yang sama. Walau kini aku belum bertemu dengan keluarga besarku semua itu karena urusan pekerjaan dan juga tidak ada waktu luang, kami selalu menyeduh teh di tempat kami masing-masing namun hati kami seakan disatukan dalam rasa yang sama. Teh buatan ibuku.


Saat nulis blog malem-malem dengan perasaan geje mampus kayak gini, gue cuman bisa bikin teh tawar tanpa gula di kosan. Uhhh.. kangen deh teh bikinan ibuuu!! Kangen sama waktu ngobrol-ngobrolnyaa jugaaa... AHHHHH !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar