Membuka SIAK-NG di pagi itu membuat cuaca hatiku buruk pagi hari itu juga. Hari itu, 12 Juni 2010 merupakan hari terberat ketiga yang pernah kualami semasa kuliah. Pengumuman nilai yang terjun bebas di semester ini membuat hidupku rapuh, dan sepanjang hari itu entah bagaimana sangat sulit untuk kuhadapi sendirian. Aku mengirim sms kepada orang-orang yang kuharap bisa mencerahkan atau paling tidak dapat mengurangi beban hati yang berat ini. Namun, kebanyakan dari mereka itu bukannya malah membawa kabar baik malahan membuatku semakin tidak berguna saja. Di dalam lubuk hatiku yang terdalam aku sangat ingin bisa bercerita dengan You-Know-Who itu, namun smsnya balasannya membuatku berpikir bahwa sepertinya aku telah salah untuk memilih orang ini untuk mencerahkan hatiku. Yang ia lakukan hanyalah menambah rasa ketidakbergunaanku saja di dalam hidup ini dengan mengatakan bahwa nilainya hanya turun 0,3 dari semester lalu. Oh my God. Salah besar. Ini salah besar.
Jadi, sepanjang hari itu aku murung, makan hanya sekali sehari, tidak bersemangat dalam melakukan apapun, yang ada dalam pikiranku adalah bagaimana caranya agar membuat ini menjadi mimpi belaka, kemudian aku bisa bangun kembali dan mndapati kenyataan ini tidak pernah ada, bagaimana caranya agar aku bisa menghilang dengan cepat, dan bahkan parahnya aku sangat berharap keluargaku ini membakarku hidup-hidup saja daripada aku merasa tidak berguna seperti ini di rumah.
“Entah mengapa kadang mengetahui suatu kebenaran rasanya entah mengapa sangat menyakitkan…”
Aku sangat menyesali IP ku turun semester ini. Sangat.
Aku kecewa terhadap diriku sendiri. Aku belum dapat menerima kanyataan pahit ini semua.
Aku telah mengecewakan orang-orang yang kusayangi.
Aku mengingkari janjiku sendiri, dan kesalahanku-lah satu-satunya yang membuat nilai mata kuliahku anjlok.
Aku malas. Aku membuang waktuku yang berharga untuk hal yang tak berguna. Aku kurang mempasrahkan segala yang kukerjakan itu kepada Tuhan.
Hari itu, yang kulakukan hanyalah mencaci maki dosenku yang sangat-amat-tidak objektif itu, mengirim sms kepada semua orang yang sms balasannya kebanyak malah membuatku semakin buruk, tidak mengakses internet, dan mengutuki mereka-semua-orang-yang-telah-membuatku-menjadi-semakin-tidak-berguna agar bulu hidung mereka semakin panjang, lebat, sampai upil-upilnya dapat keluar dan masuk ke dalam tenggorokkan mereka. I really wish that it will happen soon!!!
I’M BURNT!!!
Hari ini, 13 Juni 2010 aku memberanikan diri membuka laptopku dan meyakinkan diriku untuk menulis ini semua. Perasaanku jauh-jauh lebih baik sekarang daripada hari kemarin itu. Aku sengaja bangun lebih siang, dan orangtuaku mengijinkanku bangun sesukaku hari ini, kemudian melakukan hal apapun yang kusukai. Awalnya sangat berat mengetahui sebuah kebenaran yang pahit. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana dosen pembimbing akademikku akan mencaci makiku di kantornya beberapa bulan yang akan datang karena nilaiku yang anjlok ini. Aku turun dari tempat tidur, dengan mata agak sayu dan sembab. Aku bahkan masih tidak punya semangat untuk melakukan apapun, apalagi membuka laptop dan menulis sebuah cerita seperti biasa. Namun hari ini, tepatnya malam ini pukul 10:17 AM aku memberanikan diri untuk kembali menulis segala hal yang kurasakan dan mencoba menuangkan segalanya dalam bentuk tulisan.
Pertama, aku ingin mengucapkan rasa penyesalanku yang teramat dalam kepada Tuhan Yesus karena masih belum bisa dewasa dan tidak memegang janji yang selama ini pernah terucap untuk membuat IP dari semester ke semester menjadi stabil. Aku juga menyesalkan hal ini bisa terjadi. Aku telah mengecewakan kedua orangtuaku. Seharusnya saat ini ketika aku bersama mereka, mereka bisa melihat dan bangga karena nilaiku bagus semester ini. Namun maaf, ini semua tidak terjadi. Walau hanya turun beberapa nilai di belakang koma, aku masih belum bisa konsisten dengan omonganku. Aku sangat menyesal.
Kedua, aku menyadari bahwa selama ini aku keliru. Aku terlalu sibuk dengan urusanku sendiri dan cepat merasa puas terhadap sesuatu. Yang paling membuatku kecewa selain nilai yang tidak maksimal adalah bagaimana segala perjuanganku selama ini tidak terlalu mendapatkan apresiasi yang baik dari dosen yang membimbing mata kuliah itu. Kurasa aku telah salah mengenal mereka dan terlalu cepat menyimpulkan bahwa mereka senang dengan nilaiku. Padahal tidak. Aku harus mulai berhati-hati dalam menentukan siapa dosen-dosen yang mengajarku di semester depan dan memastikan bahwa mereka adalah dosen yang kompeten dan setidaknya dapat memberikan nilai secara objetif dan tidak menuntut terlalu banyak dari mahasiswanya.
Ketiga, kurasa aku sudah dapat menerima segala kekuranganku saat ini. Aku kurang berserah kepada Tuhan akan segalanya. Dulu aku tidak begitu, namun beberapa bulan terakhir ini memang kuakui bahwa sering kali aku terlalu mengandalkan diriku sendiri dan tidak melibatkan Tuhan dalam setiap rencana hidupku. Yah, ini adalah konsekuensi yang memang harus kujalani dan aku tahu cobaan yang buruk ini bukan maksud dari Tuhan untuk terus menenggelamkan atau bahkan membuat hidupku lebih terpuruk. Namun lebih dari itu ialah bahwa hanya dengan kegagalanku, kejatuhanku, Ia telah berhasil memanggilku kembali kepadaNya. Ia memanggilku dengan cara-cara yang indah yang dapat menyadarku secara sepenuhnya bahwa aku ini kecil di hadapanNya, aku bukan siapa-siapa di dunia ini, dan meyakinkan aku sekali lagi di mana aku tidak bisa jauh dariNya.
Keempat, aku memikirkan banyak hal sejauh ini dan kurasa aku harus menebus kegagalanku dengan keberhasilan yang akan kumenangkan di semester mendatang. Tidak mudah untuk menghadapi 24 SKS itu, namun aku yakin jika aku berusaha sekali lagi, dan tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap rencana hidupku, tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan. Satu hal yang pasti kulakukan adalah pindah kosan. Kurasa aku harus memulai menata diriku kembali dari awal. Dari nol.
Walaupun aku sering jatuh berulang kali, aku harus mencoba untuk bangkit lagi.
Bila kuterjatuh kini, ku kan melompat lebih tinggi!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar