Pertama dan terakhir kalinya aku bermain drama sekolah adalah saat menginjak di bangku kelas 5 Sekolah Dasar. Aku bersekolah di SD Kanisius Kudus dan drama tahunan ini selalu dipentaskan di bulan Desember karena isi dramanya mengenai kelahiran Yesus Kristus. Nah, ketika aku duduk di kelas 5 itu, ditunjuklah aku untuk berperan sebagai Bunda Maria, sementara itu temanku yang bernama Agung menjadi Bapa Yosefnya, Ozzi sebagai Dubbre, dan temanku yang perempuan lainnya menjadi malaikat ‘biasa’ maupun malaikat Gabriel.
Drama itu dipentaskan dengan sangat agung. Aku juga merasa sangat tersanjung sebenarnya bisa memerankan peran sebagai Bunda Maria, tapi masalahnya adalah drama ini disutradarai oleh Wali Kelas 5 yang terkenal galak, killer, dan jutek abis bernama Bu Tin.
Aku tidak tahu mengapa, namun yakinlah bahwa perasaan tidak pernah berbohong. Aku sangat meyakini bahwa Ibu Tin itu sangat tidak menyukaiku, dan dalam drama ini ia sengaja mengetes kesabaranku karena tiap kali kami latihan di hari Jumat, khususnya diriku ini akan selalu menjadi bulan-bulanannya. Jika kelihatan aku salah melakukan satu gerakan saja, protes dan sindirannya menghujamku. Aku sampai takut sekali waktu itu dan entah mengapa aku menganggapnya sebagai beban. Tiap malam Kamis, ketika aku akan beranjak tidur, aku selalu berdoa kepada Tuhan agar melindungiku pada saat latihan keesokan paginya dan jangan biarkan nenek sihir itu menggangguku.
Pada saat H-3 aku selalu berkeringat dingin setiap kali melihat Bu Tin di sekolah.
H-2 aku muntah-muntah hebat di sekolah padahal aku tidak sakit demam atau apa.
Pada saat hari H, aku sangat gugup. Sumpah, badanku gemetar, kadang terasa panas, kadang terasa dingin. Agaknya aku melempar pandangan iri kepada teman-temanku yang berperan sebagai malaikat. Mereka semua cantik. Mereka memakai gaun berwarna putih, mereka memakai make up cantik namun tetap sederhana, memakai tiara di kepala mereka, dan kulihat di punggung mereka semua tampaklah sayap-sayap cupid yang sangat lucu. Aaaahhh… aku kembali memandang diriku sendiri. Aku berperan sebagai Ibu Maria yang miskin, dan sedang mengandung. Pakaianku adalah kain paling kedodoran yang pernah kupakai selama hidup. Agak tidak nyaman sebenarnya, karena ketika kupakai baju selobongan itu, aku merasa seperti misdinar saja. Baju selobongan itu berwarna biru merah dan aku juga memakai kerudung. Ah, betapa compang-campingnya aku. Karena kedodoran di sana-sini mau tidak mau aku harus berjalan dengan sangat hati-hati agar tidak terpeleset ketika drama dipentaskan nanti. Tapi, tak apalah. Walaupun dengan pakaian compang-camping seperti ini, aku lah pemeran utamanya. Entah mengapa ini adalah kali pertama aku bermain drama dan mungkin akan menjadi pengalaman yang terakhir kalinya. Hahaha :D
Pementasan itu dihadiri juga oleh orang tua murid. Ibuku tentu saja datang walaupun aku tahu beliau duduk dibelakang. Ah, kedatangannya cukup membuatku tenang. Saat masih berada di belakang panggung, kulihat tampang Bu Tin yang seperti biasa tampak sangat menyebalkan. Ia bahkan tidak tersenyum sedikitpun (apakah ia tegang juga, eh?) padahal acaranya sudah mau mulai dan aku tahu nasibku akan berakhir sampai di sini.
Untunglah, pikiranku yang jelek-jelek itu tidak terjadi karena pementasannya berjalan sangat lancar. Aku menserasikan gerakanku bersama partnerku si Bapa Yosef, Agung. Temanku di sisi lain, yang bernama Ozzie, juga tampak sangat tampan memakai dasi kupu-kupunya. Ia duduk di deretan paling depan membawa mic karena ia adalah seorang dubber. Ahhh… aku suka hari itu. Segalanya berjalan dengan sangat lancar!!
Namun dengan demikian, hubunganku dengan guru itu tidak berubah menjadi semakin baik karena tetap saja aku menjadi bulan-bulannya di kelas 6.
Kini setelah aku berusia 19 tahun dan berada jauh dari kota kelahiranku, aku malah merindukan masa-masa itu dan semua teman sepermainanku sewaktu aku SD. Ke mana ya mereka semua? Entah mengapa yang ada dalam pikiranku adalah masa yang paling seru ketika aku sekolah adalah masa SD dan masa awal kuliah. Ahhh… kangennya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar