16 Desember 2009

Natal : Hadiah Dari Lubuk Hati



“Dari rumah ke rumah, dari hati ke hati, dari satu tempat ke tempat lain… Kehangatan dan kegembiraan Natal membawa kita lebih dekat satu sama lain.”

Ahhh… Natal! Semerbak aroma pohon pinus segar, kue kismis panggang, secangkir cokelat panas, kalkun panggang dan sup kacang polong terasa begitu nikmat. Membuat boneka salju, perang bola salju, main seluncur es membuat segalanya semakin menarik. hiasan pohon Natal berkela-kelip, mistletoe, juga saat-saat terakhir belanja, Sinterklas dengan HO-HO-HO-nya berlalu lalang membawa lonceng di Mal dengan diiringi merdunya lagu-lagu Natal. Gemerlap cahaya lilin suci saat misa Malam Natal (biasa disebut Eve Day) yang indah dan ketika hari mulai malam, selalu mencoba untuk tetap terjaga dengan harapan dapat mendengar derap kaki rusa-rusa di atas atap. Hadiah-hadiah Natal yang istimewa yang selalu dicoba intip dan dikocok untuk mengetahui isinya menjadi bagian yang spesial. Kaus kaki Natal yang dipenuhi permen, mainan, buku (seperti biasanya!) dari Nenek… semua itu adalah bagian dari saat-saat istimewa yang disebut Natal.

dan sekarang di tengah kegelisahan dan ketidaksabaranuntuk pulang ke kampung halaman, menjadikanku lebih produktif dengan kadang kala waktu senggangku kugunakan untuk menggambar segala hal tentang Natal. Sekarang tanpa malu-malu aku akan mengupload gambar itu di blogku ini. Agak kekanak-kanakan sih, tapi ya inilah aku yang sedang benar-benar ingin segera menikmati waktu Natal...


Baru-baru ini aku sering memperdengarkan telingaku lagu-lagu Natal versi Barta. Entah mengapa aneh rasanya jauh dari rumah saat masa Adven dan baru kali ini aku tidak melewatkan masa-masa penantian itu bersama kedua orangtuaku. Untuk itu, mendengar alunan musik Natal membuatku sering trenyuh, dan betapa homesicknya aku dengan rumah...

Masa-masa penantian ini kuhabiskan dengan membaca buku-buku ajar bahan untuk UAS besok pagi. Di atas komputerku yang kecil ini ada Rudolph-sebuah boneka berbentuk rusa kecil berhidung merah yang mempunyai tanduk berwarna coklat dan syal berwarna merah yang terlihat sangat-sangat NATALLLL!! Rencananya si Rudolph ini akan kuberikan untuk seseorang di hari terakhir sebelum aku pulang untuk Natal nanti. Kutemukan si Rudolph ini di sebuah pameran di Fakultas Ilmu Budaya UI, dan seharusnya si Rudolph ini ada pasangannya, namun aku tidak membeli pasangannya itu karena akupun juga sedang tidak berpasangan dengan siapapun. Haha, parah.


Aku hanya bisa berharap bahwa ia menyukai kado yang kuberikan. M.E.R.R.Y C.H.R.I.S.T.M.A.ST Rudolph!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar