Sekarang, aku menyadari betul kegunaan social media di era globalisasi ini, dan aku sangat menikmati memakai social media yang bernama blogger. Sebenarnya nggak baru kali ini aku punya blog. Kira-kira saat masa SMA aku udah punya blog yang sudah lumayan banyak punya pengunjung. Namun, lagi-lagi ini masalah bosan. Tapi, sekarang, ketika aku ngeh betul bagaimana kegunaan social media bernama blogger ini, aku jadi terus terpancing buat nulis.
Ya. Nulis. Itu adalah salah satu hobiku yang sudah mendarah daging. Aku sudah mulai aktif menulis saat masih usia pra-sekolah (haha, ya iyalah), bukan itu yang kumaksud.
Jadi, aku mulai aktif menulis saat mulai berusia 12 tahun. Saat itu tulisanku eksis di Majalah Bobo. Honor pertama ku saat itu Rp 50 ribu. Aku ingat betul saat itu adalah H-2 UAN SD, dan Bapak Kebun Sekolah tiba-tiba datang menghampiri dan mulai memberi wesel yang bertuliskan angka Rp 50 ribu itu kepadaku yang saat itu notabene lagi prepare buat ujian. Dengan uang itu aku bisa beli tempat pensil baru yang bergambar snowman, dan sisanya kuberikan pada Ibu.
Berlanjut di masa SMP, aku mulai suka sama namanya klub jurnalistik. Aku aktif sebagai ketua klub jurnalistik saat SMP, dan bersama teman-teman angkatanku waktu itu membuat majalah sekolah yang bernama EKSIS. Saat ini EKSIS sudah mulai terbit hingga tahun kelima. Di masa-masa kelas dua SMP gue jadi lebih sering nulis berbagai macam cerpen. Aku ingat sekali saat itu kelas tiga SMP, aku dapat surat dari pihak Gramedia Pustaka Utama. Mereka bilang suka akan salah satu cerpen yang kukirim, dan bermaksud menerbitkannya. Namun, sayang aku tidak menyukai konsep yang mereka tawarkan. Jadi, dengan segala idealismeanku yang tinggi kutolak rencana itu.
Kesempatan menulis terbuka lebih lebar saat aku masuk ke masa-masa SMA, di mana aku mengenal sahabat bernama Mitsalina Maulida Hafizh yang notabene sebagai anggota geng Kantin Banget Koran Suara Merdeka Jawa Tengah. Karena itu, aku bergabung bersamanya untuk menulis beberapa macam artikel di Suara Merdeka, Majalah Gradasi, dan kuakui aku menjadi sangat puas sebagai posisi penulis freelance. Mulai dari sanalah aku tahu kemampuanku dan keterampilanku tidak dimiliki semua orang. Sisi positif dengan aku menulis selain aku mendapat honor yang lumayan besar, adalah ketika aku bisa jalan-jalan gratis untuk meliput berita, kemudian berkenalan dengan banyak orang, dan punya relasi dengan beberapa redaktur majalah dan surat kabar ternama. Mulai pada bulan April 2009 aku memenangkan salah satu perlombaan di mana cerpenku masuk ke dalam 20 besar Finalis Lomba Cerpen ASik yang disponsori oleh Telkomsel yang berskala nasional. Aku senang karena cerpen itu dibukukan.
Namun sayang, saat aku mulai menginjak masa kuliah, aku jadi berhenti untuk menyalurkan keinginanku itu. Yang sering kulakukan hanyalah mengepost notes di Facebook (Fransiska Wuri Nugrahani) dan memasukkan entry baru ke dalam blogku ini. Tidak banyak yang kutulis, dan aku belum menghasilkan apa-apa saat aku kuliah. Agak ironis memang, namun niat untuk menulis tetap ada. Saat ini resolusi terbesarku di tahun 2010 adalah aku harus bisa magang sebagai penulis freelance di media cetak.
Kebahagiaanku yang paling besar adalah ketika setiap orang yang membaca tulisanku ini merasa senang, terhibur, dan dapat menginspirasi kehidupan mereka.
Ya. Nulis. Itu adalah salah satu hobiku yang sudah mendarah daging. Aku sudah mulai aktif menulis saat masih usia pra-sekolah (haha, ya iyalah), bukan itu yang kumaksud.
Jadi, aku mulai aktif menulis saat mulai berusia 12 tahun. Saat itu tulisanku eksis di Majalah Bobo. Honor pertama ku saat itu Rp 50 ribu. Aku ingat betul saat itu adalah H-2 UAN SD, dan Bapak Kebun Sekolah tiba-tiba datang menghampiri dan mulai memberi wesel yang bertuliskan angka Rp 50 ribu itu kepadaku yang saat itu notabene lagi prepare buat ujian. Dengan uang itu aku bisa beli tempat pensil baru yang bergambar snowman, dan sisanya kuberikan pada Ibu.
Berlanjut di masa SMP, aku mulai suka sama namanya klub jurnalistik. Aku aktif sebagai ketua klub jurnalistik saat SMP, dan bersama teman-teman angkatanku waktu itu membuat majalah sekolah yang bernama EKSIS. Saat ini EKSIS sudah mulai terbit hingga tahun kelima. Di masa-masa kelas dua SMP gue jadi lebih sering nulis berbagai macam cerpen. Aku ingat sekali saat itu kelas tiga SMP, aku dapat surat dari pihak Gramedia Pustaka Utama. Mereka bilang suka akan salah satu cerpen yang kukirim, dan bermaksud menerbitkannya. Namun, sayang aku tidak menyukai konsep yang mereka tawarkan. Jadi, dengan segala idealismeanku yang tinggi kutolak rencana itu.
Kesempatan menulis terbuka lebih lebar saat aku masuk ke masa-masa SMA, di mana aku mengenal sahabat bernama Mitsalina Maulida Hafizh yang notabene sebagai anggota geng Kantin Banget Koran Suara Merdeka Jawa Tengah. Karena itu, aku bergabung bersamanya untuk menulis beberapa macam artikel di Suara Merdeka, Majalah Gradasi, dan kuakui aku menjadi sangat puas sebagai posisi penulis freelance. Mulai dari sanalah aku tahu kemampuanku dan keterampilanku tidak dimiliki semua orang. Sisi positif dengan aku menulis selain aku mendapat honor yang lumayan besar, adalah ketika aku bisa jalan-jalan gratis untuk meliput berita, kemudian berkenalan dengan banyak orang, dan punya relasi dengan beberapa redaktur majalah dan surat kabar ternama. Mulai pada bulan April 2009 aku memenangkan salah satu perlombaan di mana cerpenku masuk ke dalam 20 besar Finalis Lomba Cerpen ASik yang disponsori oleh Telkomsel yang berskala nasional. Aku senang karena cerpen itu dibukukan.
Namun sayang, saat aku mulai menginjak masa kuliah, aku jadi berhenti untuk menyalurkan keinginanku itu. Yang sering kulakukan hanyalah mengepost notes di Facebook (Fransiska Wuri Nugrahani) dan memasukkan entry baru ke dalam blogku ini. Tidak banyak yang kutulis, dan aku belum menghasilkan apa-apa saat aku kuliah. Agak ironis memang, namun niat untuk menulis tetap ada. Saat ini resolusi terbesarku di tahun 2010 adalah aku harus bisa magang sebagai penulis freelance di media cetak.
Kebahagiaanku yang paling besar adalah ketika setiap orang yang membaca tulisanku ini merasa senang, terhibur, dan dapat menginspirasi kehidupan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar