Nama: Fransiska Wuri Nugrahani
Sejak kecil di antara teman-teman biasa dipanggil dengan nama Siska. Nama yang cukup bagus bukan? Sangat manis, hehehe narsis.
Nah, mulai SD kelas lima, Pak Parlan-Guru IPA yang saat itu membagikan kertas ulanganku salah membaca nama yang kutulis di kertas ulanganku. Di situ aku menulisnya dengan nama Siska-chan. Entah karena buram atau emang sengaja, ia mengeja namaku dengan kata Sinchan.
Jadilah, gue dipanggil dengan nama tokoh kartun itu sampai dengan berakhirnya masa sekolah dasarku di SD Kanisius.
Saat SMP, kembali menjadi Siska.
Saat SMA, entah kenapa dipanggil lagi dengan nama Cuz.
SMA kelas tiga, semua anak di kelas XII Sosial 3 malah memanggilku dengan nama Mbak Sez (apa sih ini?!)
Di lain sisi aku suka mereka memanggilku dengan nama panggilan sayang. Karena rasanya memang ada yang beda jika dipanggil dengan nama panggilan sayang itu, agak agak gimanaaa gitu.
Tapi, di lain sisi nama Fransiska Wuri Nugrahani itu sangat bagus, mengapa sih mereka harus menggantinya dengan nama lain?
Fransiska adalah nama salah satu Santa dalam agama Katolik, nama itu sekaligus menjadi nama Babtisku karena aku memang mendapat Sakramen Permandian dari aku bayi.
Wuri adalah nama pemberian Ibuku. Dalam bahasa Jawa, Wuri itu diartikan dengan 'keri' yang atinya terakhir. Itu sudah jelas karena aku memang anak terakhir. Wuri juga bisa diartikan dalam satu peribahasa Ki Hajar Dewantoro: Tut Wuri Handayani.
Nugrahani artinya adalah anugrah. Harapan kedua orangtuaku adalah, semoga aku bisa menjadi anugrah terakhir yang diberikan Tuhan untuk keluargaku ini.
Tuh kan, namaku tuh emang manis banget heheh...
Saat ini aku dipanggil dengan nma Rasis oleh teman-teman kuliahku.
Itu karena ospek bernama Spectacomm yang mengubah nama junior agar tidak menyamai kakak senior. Nama Rasis itu diberikan oleh Mentorku yang bernama Kak Ginasty.
Oke, kak. Lo mau manggil gue dengan nama apapun kek, terserah.
Karena sejak saat itu nama gue jadi tenar banget. Hahahaha
THANKSGAN!
Sejak kecil di antara teman-teman biasa dipanggil dengan nama Siska. Nama yang cukup bagus bukan? Sangat manis, hehehe narsis.
Nah, mulai SD kelas lima, Pak Parlan-Guru IPA yang saat itu membagikan kertas ulanganku salah membaca nama yang kutulis di kertas ulanganku. Di situ aku menulisnya dengan nama Siska-chan. Entah karena buram atau emang sengaja, ia mengeja namaku dengan kata Sinchan.
Jadilah, gue dipanggil dengan nama tokoh kartun itu sampai dengan berakhirnya masa sekolah dasarku di SD Kanisius.
Saat SMP, kembali menjadi Siska.
Saat SMA, entah kenapa dipanggil lagi dengan nama Cuz.
SMA kelas tiga, semua anak di kelas XII Sosial 3 malah memanggilku dengan nama Mbak Sez (apa sih ini?!)
Di lain sisi aku suka mereka memanggilku dengan nama panggilan sayang. Karena rasanya memang ada yang beda jika dipanggil dengan nama panggilan sayang itu, agak agak gimanaaa gitu.
Tapi, di lain sisi nama Fransiska Wuri Nugrahani itu sangat bagus, mengapa sih mereka harus menggantinya dengan nama lain?
Fransiska adalah nama salah satu Santa dalam agama Katolik, nama itu sekaligus menjadi nama Babtisku karena aku memang mendapat Sakramen Permandian dari aku bayi.
Wuri adalah nama pemberian Ibuku. Dalam bahasa Jawa, Wuri itu diartikan dengan 'keri' yang atinya terakhir. Itu sudah jelas karena aku memang anak terakhir. Wuri juga bisa diartikan dalam satu peribahasa Ki Hajar Dewantoro: Tut Wuri Handayani.
Nugrahani artinya adalah anugrah. Harapan kedua orangtuaku adalah, semoga aku bisa menjadi anugrah terakhir yang diberikan Tuhan untuk keluargaku ini.
Tuh kan, namaku tuh emang manis banget heheh...
Saat ini aku dipanggil dengan nma Rasis oleh teman-teman kuliahku.
Itu karena ospek bernama Spectacomm yang mengubah nama junior agar tidak menyamai kakak senior. Nama Rasis itu diberikan oleh Mentorku yang bernama Kak Ginasty.
Oke, kak. Lo mau manggil gue dengan nama apapun kek, terserah.
Karena sejak saat itu nama gue jadi tenar banget. Hahahaha
THANKSGAN!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar