Janji bertemu dengan Kak Adisti Ikayanti
3 Minggu yang lalu, kakak panitia pra-pekom 2007 memberikan kami sebuah tugas. Tugas itu berjudul wawancara alumni. Jadi setiap anak akan mendapat satu orang alumni yang harus diwawancara. Beruntungnya, aku mendapat kak Disti alumni Komunikasi UI angkatan 2003.
Jadilah, kami janjian pada suatu tempat. Karena Kak Disti inginnya wawancara digabung dengan kak Wigra yang juga angkatan 2003, jadilah aku, Winchan, Lodel, dan Bah mengadakan temu alumni di Senayan City, Jakarta Selatan.
Lodel mendapat jatah Kak Yayok, sedangkan Bah mendapat kak Nanien. Mereka semua angkatan 2003.
Hari itu aku bolos kuliah Ekonomika dan Pembangunan Sosial. Tahu tidak, malam sebelumnya aku berdebat dengan Sari Oktavia dan Dikara Kirana atas permasalahanku, dan hari ini dengan segala macam kepayahan yang ada aku masih harus melewati hari ini dengan tugas wawancara alumni yang bisa dibilang rumit.
Hari itu aku kurang persiapan, aku belum membeli souvenir untuk kak Disti, dan belum membeli properti foto yang bertema. Aku bingung pilih tema apa...
Jadi, sepakat hari itu aku bolos EPS, dan aku bergegas ke Kober untuk membeli keperluan itu dan secepat mungkin berlari ke jalan Margonda untuk membeli kue ultah. Tema fotoku adalah 'Birthday Girl'.
Sepanjang perjalanan aku berdoa dalam hati semoga hari ini berjalan dengan lancar, dan semoga Kak Disti suka dengan bingkisanku.
Pukul lima tepat, kami berempat-dengan mengandalkan rute jalan yang telah ditulis Kak Raymond 2007-tengs bro!-menunggu bis umum no. 143 di halte Kober. Saat itu hari telah mulai gelap. Yang kami takutkan ada dua: Pertama, jika sampai kami terjebak macet, otomatis kami tidak bisa sampai di SenCity jam 7 tepat. Itu adalah First Impression yang buruk. Kedua, kami berempat totaly adalah anak daerah yang belum genap satu semester berada di kota Depok. Aku berasal dari Kudus, Winchan dan Bah dari Medan, sedangkan Lodel berasal dari Banjarmasin.
Oke, lupakan kerumitan itu.
Demi Tuhan Yesus, kami berempat bisa sampai di Sencity pukul 18.30. Kami cepat-cepat naik ke lantai 5 berjalan ke arah Soho, dan senior kami ternyata sudah menunggu di situ.
Dari pengalaman wawancara ini, aku mendapatkan banyak hal yang erat kaitannya dengan kehidupanku maupun dengan dunia kerjaku di bidang jurnalistik nantinya... ^^,
1. Memberikan First Impression kepada seseorang yang baru kenal adalah hal yang penting. Jangan terlalu sok tahu, jangan terlalu akrab, jangan terlalu terlihat mencolok, tampilah sederhana namun tidak menjilat.
2. Berpakaian sopan, memandang lawan bicara, ikuti table manner yang benar menjadi poin plus tersendiri.
3. Carilah info sebanyak-banyaknya mengenai narasumber. Itu bisa berasal dari teman-teman, google search, maupun email yang dipunyainya.
4. Jangan pernah memberikan kesan seolah-olah mendapatkan tugas ini adalah hal yang berat. Jalani saja, i trust it will be fun!
5. Jangan pernah membocorkan aib angkatan, memberikan fakta kepada senior tentang angkatan, ikutilah konsep mulut terkunci. Ha Ha Ha =D
6. Gali sebanyak-banyaknya mengenai narasumber, jalankan dengan luwes agar suasana dapat mencair.
7. Jangan terlalu banyak bicara tentang diri sendiri, ingat siapa orang yang kita wawancarai, ingat siapa yang lebih penting.
8. Catatlah poin-poin penting mengenai narasumber dan jangan biarkan waktu itu menjadi tidak berguna, karena narasumber sebenarnya tidak mau buang-buang waktu mereka untuk hal yang tidak penting.
9. Siapkan daftar pertanyaan agar wawancara bisa berjalan lancar dan tidak terkesan anda orang yang bodoh.
10. Siapkan mental dan fisik untuk wawancara yang baik.
At least, kakakku bertambah satu lagi sekarang. Kak Disti adalah tipikal orang yang positif. Aku mendapat banyak pelajaran tentang bagaimana menjadi orang yang selalu positif thinking. Itu menjawab segala macam persoalan yang datang kepadaku sampai pada akhirnya aku menyadari bahwa 24 jam dari hari ini aku masih berdebat hebat dengan Dikara Kirana yang berkata padaku bahwa aku pasti bisa melewati ini semua... dan AKU BISA!!!
Dari hari itu aku berjanji untuk tidak lagi memakai kata-kata negatif seperti: TIDAK BISA, TIDAK SANGGUP, BUKAN, dan SEMUA SAMPAH YANG BERMAKNA NEGATIF. Well, Siska... being positiva!!
Jadilah, kami janjian pada suatu tempat. Karena Kak Disti inginnya wawancara digabung dengan kak Wigra yang juga angkatan 2003, jadilah aku, Winchan, Lodel, dan Bah mengadakan temu alumni di Senayan City, Jakarta Selatan.
Lodel mendapat jatah Kak Yayok, sedangkan Bah mendapat kak Nanien. Mereka semua angkatan 2003.
Hari itu aku bolos kuliah Ekonomika dan Pembangunan Sosial. Tahu tidak, malam sebelumnya aku berdebat dengan Sari Oktavia dan Dikara Kirana atas permasalahanku, dan hari ini dengan segala macam kepayahan yang ada aku masih harus melewati hari ini dengan tugas wawancara alumni yang bisa dibilang rumit.
Hari itu aku kurang persiapan, aku belum membeli souvenir untuk kak Disti, dan belum membeli properti foto yang bertema. Aku bingung pilih tema apa...
Jadi, sepakat hari itu aku bolos EPS, dan aku bergegas ke Kober untuk membeli keperluan itu dan secepat mungkin berlari ke jalan Margonda untuk membeli kue ultah. Tema fotoku adalah 'Birthday Girl'.
Sepanjang perjalanan aku berdoa dalam hati semoga hari ini berjalan dengan lancar, dan semoga Kak Disti suka dengan bingkisanku.
Pukul lima tepat, kami berempat-dengan mengandalkan rute jalan yang telah ditulis Kak Raymond 2007-tengs bro!-menunggu bis umum no. 143 di halte Kober. Saat itu hari telah mulai gelap. Yang kami takutkan ada dua: Pertama, jika sampai kami terjebak macet, otomatis kami tidak bisa sampai di SenCity jam 7 tepat. Itu adalah First Impression yang buruk. Kedua, kami berempat totaly adalah anak daerah yang belum genap satu semester berada di kota Depok. Aku berasal dari Kudus, Winchan dan Bah dari Medan, sedangkan Lodel berasal dari Banjarmasin.
Oke, lupakan kerumitan itu.
Demi Tuhan Yesus, kami berempat bisa sampai di Sencity pukul 18.30. Kami cepat-cepat naik ke lantai 5 berjalan ke arah Soho, dan senior kami ternyata sudah menunggu di situ.
Dari pengalaman wawancara ini, aku mendapatkan banyak hal yang erat kaitannya dengan kehidupanku maupun dengan dunia kerjaku di bidang jurnalistik nantinya... ^^,
1. Memberikan First Impression kepada seseorang yang baru kenal adalah hal yang penting. Jangan terlalu sok tahu, jangan terlalu akrab, jangan terlalu terlihat mencolok, tampilah sederhana namun tidak menjilat.
2. Berpakaian sopan, memandang lawan bicara, ikuti table manner yang benar menjadi poin plus tersendiri.
3. Carilah info sebanyak-banyaknya mengenai narasumber. Itu bisa berasal dari teman-teman, google search, maupun email yang dipunyainya.
4. Jangan pernah memberikan kesan seolah-olah mendapatkan tugas ini adalah hal yang berat. Jalani saja, i trust it will be fun!
5. Jangan pernah membocorkan aib angkatan, memberikan fakta kepada senior tentang angkatan, ikutilah konsep mulut terkunci. Ha Ha Ha =D
6. Gali sebanyak-banyaknya mengenai narasumber, jalankan dengan luwes agar suasana dapat mencair.
7. Jangan terlalu banyak bicara tentang diri sendiri, ingat siapa orang yang kita wawancarai, ingat siapa yang lebih penting.
8. Catatlah poin-poin penting mengenai narasumber dan jangan biarkan waktu itu menjadi tidak berguna, karena narasumber sebenarnya tidak mau buang-buang waktu mereka untuk hal yang tidak penting.
9. Siapkan daftar pertanyaan agar wawancara bisa berjalan lancar dan tidak terkesan anda orang yang bodoh.
10. Siapkan mental dan fisik untuk wawancara yang baik.
At least, kakakku bertambah satu lagi sekarang. Kak Disti adalah tipikal orang yang positif. Aku mendapat banyak pelajaran tentang bagaimana menjadi orang yang selalu positif thinking. Itu menjawab segala macam persoalan yang datang kepadaku sampai pada akhirnya aku menyadari bahwa 24 jam dari hari ini aku masih berdebat hebat dengan Dikara Kirana yang berkata padaku bahwa aku pasti bisa melewati ini semua... dan AKU BISA!!!
Dari hari itu aku berjanji untuk tidak lagi memakai kata-kata negatif seperti: TIDAK BISA, TIDAK SANGGUP, BUKAN, dan SEMUA SAMPAH YANG BERMAKNA NEGATIF. Well, Siska... being positiva!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar