20 Desember 2009

Aku, Lumpur, dan Filosofi Arai

"Nurmala adalah tembok yang kukuh Kal...," kilahnya diplomatis.

"Dan usahaku ibarat melemparkan lumpur ke tembok itu," sambungnya optimis.

"Kau sangka tembok itu akan roboh dengan lemparan lumpur?" tanyanya retoris.

"Tidak akan! tapi lumpur itu akan membekas di sana, apa pun yang kulakukan, walaupun ditolaknya mentah-mentah, akan membekas di hatinya, " kesimpulannya filosofis.


dikutip dari Sang Pemimpi, Andrea Hirata, halaman 188.

1 komentar: