Kalau ada tes kepribadian sudah jelas bagiku bahwa aku ini adalah orang yang melankolis koleris. Seorang teman bernama Evanus Jupiter pernah mengatakannya padaku tentang hal ini. Ia sangat heran mengetahui bahwa selama ini aku menyimpan kartu-kartu ucapan; ulangtahun, kelulusan, maupun surat-surat lain yang mungkin bagi sebagian orang menjadi tidak begitu penting. Ya, itu benar. Aku menyimpan semua itu.
Laci-laci kecil di meja belajarku telah penuh sekarang. aku tidak tahu apa yang telah kusimpan di dalamnya karena isinya terlalu banyak. Mungkin suatu hari nanti, semua itu akan kupindah ke dalam kotak besar dan kusimpan di atas lemari agar segalanya tetap abadi. Namun, karena hari ini aku ingin menulis tentang itu, maka kini akan kusebutkan satu demi satu...
Baru-baru ini aku membeli pin-pin kecil bertemakan Universitas Indonesia yang nantinya akan kuberikan kepada keponakanku dan adik kelasku di SMA. Kemudian ada gelang yang dibeli Thomas Johanes Wijaya dari Bali. Ia manis sekali telah membelikanku gelang berwarna merah-orange-hijau bertali-tali itu untukku. Ada juga buku tabungan yang kuikat dengan tali; dua kotak softlenseku yang berwarna ungu; kartu ucapan selamat ulang tahun kedelapan belas; segepok besar kartu nama alumni bercampur dengan kartu pelajar smp-sma; kata RASIS yang diprint dengan warna hitam dan telah dilaminating sebagai cadangan jika suatu saat nanti nametagku copot; tiket kereta ekonomi ac maupun ekspres yang di setiap kartunya menyimpan satu cerita tersendiri; sisa undangan weekend kuksa fisip 2009; klise foto; notebook kecil yang berisi sampah karena isinya menurutku tidak terlalu penting; jam tangan berwarna orange yang rusak parah; bon dan nota pembelian suatu barang; lambang spectacomm, catatan hari bersejarah nasional; catatan wawancara kecil bersama Christiaan Robert Rudolf, Afif Abdurahman, serta Paulus Tommy Pamungkas; catatan lagu doa Taize yang telah mengubah hidupku; catatan lagu rohani yang kudapat saat Sehari Bersama KMK di Wisma SY; catatan penting tentang permasalahanku yang kutulis dalam format list dan telah mendapatkan komentar dari seorang teman bernama Budi Utomo yang secara jenius telah menjawab semua permasalahanku (boong sih, yang benar masalahku hanya satu); makanan ikan koi-ku yang bernama Doris; gantungan kunci berbentuk rumah toraja yang diberikan Dian Diku Aditya Ning Lestari yang kukenal saat OBM; dan yang terakhir adalah sebuah amplop yang berisi tentang kesan-pesan selama weekend Kuksa FISIP 2009. Aku suka karena di dalamnya ada pesan dari koordinator fakultas KUKSA FISIPku-Yohanes Raymond Adikarta-dan juga catatan kecil dari Ardanaga 'Bobby' yang adalah alumni Kolose Kanisius.
Jika isi di dalam laci-laci kecil ini sampai hilang, tak tahulah bagaimana hidupku nanti... semua kenanganku bersama teman-teman sebagian besar ada di laci-laci ini... dan semuanya akan tetap abadi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar